Jumat, 09 Juli 2010

PENGENALAN DIRI & DAMBAAN SPIRITUAL

TINGKAT-TINGKAT KEPRIBADIAN MANUSIA

Abdul Fattah Rashid Hamid Ph.D., Seorang psikolog Muslim lulusan St. Louis University USA , dalam bukunya “ Pengenalan Diri dan Dambaan Spiritual” menyebutkan bahwa perjalanaan setiap Individu dalam menuju kesempurnaan kepribadiannya akan melewati tingkatan kepribadian sebagai berikut :

Kepribadian Tingkat I : AN-NAFS al- AMARAH
Pada tingkat ini manusia condong pada hasrat dan kenikmatan dunia. Minatnya tertuju pada pemeliharaan tubuh, kenikmatan selera-selera jasmani dan pemanjaan Ego. Di tingkat ini Iri, Serakah, Sombong, Nafsu Seksual, Pamer, Fitnah, Dusta, Marah dan sejenisnya, menjadi paling dominan.

Kepribadian Tingkat II : AN-NAFS al-LAWWAMAH
Pada tingkat ini manusia sudah mulai melawan nafsu jahat yang timbul, meskipun ia masih bingung tentang tujuan hidupnya. Jiwanya sudah melawan hasrat-hasrat rendah yang muncul. Diri masih menjadi subjek yang dikendalikan hasrat-hasrat yang bersifat fisik, ia masih sering tertipu oleh muslihat dunia yang sementara ini.

Kepribadian Tingkat III : AN-NAFS al- MULHIMA
Pada tingkat ini manusia sudah menyadari cahaya sejati tidak lain adalah petunjuk Allah. Semangat Takwa dan mencari Ridha Allah adalah semboyannya. Ia tidak lagi mencari kesalahan-kesalahan orang lain tetapi ia selalu introspeksi untuk menjadi hamba Allah yang lurus. Ia selalu berzikir dan mengikuti sunnah Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم.

Kepribadian Tingkat IV : AN- NAFS al-QANAAH
Pada tingkat ini hati telah mantap, merasa cukup dengan apa yang dimilikinya dan tidak tertarik dengan apa yang dimiliki oleh orang lain. Ia sudah tidak ingin berlomba untuk menyamai orang lain .
Ketinggalan ‘status ‘baginya bukan berarti keterbelakangan dan kebodohan. Ia menyadari bahwa ketidakpuasan atas segala sesuatu yang telah ditetapkan ALLAH menunjukkan keserakahan dan ketidakmatangan pribadi. Pada tingkat ini , manusia mengetahui bahwa seseorang tidak dapat memperoleh kebaikan apapun kecuali dengan kehendak ALLAH. Hanya ALLAH yang mengetahui apa yang terbaik dalam situasi apapun.

Kepribadian Tingkat V : AN-NAFS al- Mut’MAINNAH
Pada tingkat ini manusia telah menemukan kebahagiaan dalam mencintai ALLAH SWT. Ia tidak ingin memperoleh pengakuan dalam masyarakat atau apapun tujuannya. Jiwanya telah tenang, terbebas dari ketegangan, karena pengetahuannya telah mantap bahwa segala sesuatu akan kembali pada ALLAH. Ia benar-benar telah memperoleh kualitas yang sangat baik dalam ketenangan dan keheningan.

Kepribadian Tingkat VI : An-NAFS al- RADIYAH
Ini adalah ciri tambahan bagi jiwa yang puas dan tenang. Ia merasa bahagia karena ALLAH Ridha padanya . Ia selalu waspada akan tumbuhnya keengganan yang paling sepele terhadap kodratnya sebagai abdi Tuhan. Ia menyadari bahwa islam adalah fitrah insan dan ia pun haqqul yaqin pada firman ALLAH : “.....Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu...”Ia patuh pada Allah semata-mata hanya sebagai perwujudan rasa terimakasih nya.

Kepribadian Tingkat VII : An-Nafs al-KAMILAH
Ini adalah tingkat manusia yang telah sempurna (al-insan al –Kamil)
Kesempurnaannya adalah kesempurnaan moral yang telah bersih dari semua hasrat kejasmanian sebagai hasil kesadaran murni akan pengetahuan yang sempurna tentang ALLAH. “Selubung diri “ nya telah terbuka hanya mengikuti kesadaran Illahi. Nabi Muhammad صلى الله عليه وسلم adalah contoh manusia yang telah sampai pada tingkat ini. Kepribadiannya mengungkapkan segala hal yang mulia dalam kodrat manusia .

Ditingkat manakah diri kita berada? Marilah kita berjihad dalam diri untuk sama-sama memperbaiki peringkat kepribadian kita. Seorang ahli hikmah berkata ;“Barangsiapa hendak memperbaiki jiwa hendaklah bersungguh-sungguh menekan diri sampai terbebas dari keburukannya “
Wallahualam bishawab

(Sumber : Ir Permadi Alibasyah : “Bahan Renungan Kalbu” )

Rabu, 07 Juli 2010

Beberapa Hadits Qudsi

Qudsi 1.) Abu dzar al Ghifari ra, menerangkan bahwa nabi saw bersabda tetang apa yang beliau riwatkan dari Rabb-nya Azza wa jalla, sesungguhnya dia berfirman, "Wahai hamba-Ku sesungguhnya Aku telah mengharamkan kezaliman kepada diri-Ku dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kamu, oleh karena itu janganlah kamu saling menzalimi "Wahai hamba-Ku kamu semua tersesat kecuali Ku-beri petunjuk, oleh karena itu mintalah petunjuk kepada-Ku, niscaya Aku memberikannya kepadamu "Wahai hamba-Ku, kamu semua lapar, kecuali yang Ku-beri makan, oleh karena itu mintalah kepada-Ku, niscaya Aku memberikannya kepadamu "wahai hamba-Ku , kamu semua telanjang kecuali Ku-beri pakaian , oleh karena itu mintalah pakaian kepada-Ku nicaya Aku memberikannya kepadamu "Wahai hamba-Ku sesungguhnya kamu semua berbuat salah di malam dan siang hari . sedangkan Akum mengampuni semua dosa, oleh karen itu mohonlah ampun kepada- Ku niscaya Aku mengampunimu "wahai hamba-Ku kamu tidak akan mampu memberi mudharat untuk-Ku sehingga bisa menimpakan mudharat kepada-Ku dan kamu tidak akan mampu memberi manfaat untuk-Ku sehingga bisa memberi manfaat kepada-Ku "wahai hamba-Ku meskipun yang pertama dan terakhir , baik jin maupun manusia diantara kamu berada pada hati orang yang paling bertaqwa diantara kamu, maka hal itu tidak akan menambah apapun terhadap kekuasaan-Ku. "Wahai hamba-Ku meskipun yang pertam dan terakhir baik jin maupun manusia berada pada hati orang yang paling jahat diantara kamu, maka hal itu tidak akan mengurangi apapun dari kekuasaan-Ku "Wahai hamba-Ku mesikipun orang yang pertama dan terakhir , baik jin maupun manusia, berkumpul disebuah bukit dan mohon kepada-Ku lalu Aku mengabulkan permohonan mereka masing-masing , maka hal itu tidak akan mengurangi sediktpun apa-apa yang ada pada-Ku, kecuali seperti jarum yang dicelupkan ke laut dandiangkat lagi. Wahai hamba-Ku sesungguhnya Aku mencatat amalmu dan membalasnya. oleh karena itu barang siapa mendapatkan kebaikan , maka hendaklah ia memuji Alloh, dan barang siapa mendapatkan selain itu, maka janganlah mencela, selain dirinya sendiri (HR Muslim)
2.)Dari anas ra, dari nabi saw, beliau menceritakan yang difirmankan oleh tuhan yang maha mulia lagi maha agung " Apabila seseorang mendekatkja diri kepada-Ku sejengkal maka aku akan mendekat sehasta, apabila ia mendekatkan diri kepada-Ku sehasta maka Aku mendekat sedepa, dan apabila ia datang kepada-Ku dengan berjalan maka Aku datang dengan berlari (Hr Bukhari )

3. Dari abu dzar ra ia berkata ; Rasulullah saw bersabda Alloh Azza wa jalla berfirman,; siapa saja yang mengerjakan satu kebaikan , ia akan dibalas dengan sepuluh kali lipat atau lebih, dan siapa saja yang mengerjakan satu kejahatan, ia akan dibalas dengan satu kejahatan atau Aku akan mengampuninya, siapa yang mendekat kepada- Ku sejengkal, maka Aku akan mendekat kepadanya sehasta,Siapa saja yang mendekat kepada-Ku sehasta, maka Aku akan mendekat kepadanya sedepa, siapa saja yang datang kepadaKu dengan berjalan , maka Aku akan datang kepadanya dengan berlari, dan siapa saja yang menghadap kepada-Ku dengan dosa seisi bumi banyaknya , sedangkan ia tidak menyekutukan Aku dengan sesuatu apapun, maka Aku akan menerimanya dengan ampunan sebanyak isi bumi juga (HR Muslim)

4. Dari Said bin Abdul Aziz dari Rabi'ah bin Yazid dari Abu Idris al-Khawlani dari Abu Zar, iaitu Jundub bin Junadah r.a. dari Nabi s.a.w., dalam sesuatu yang diriwayatkan dari Allah Tabaraka wa Ta'ala, bahawasanya Allah berfirman - ini adalah Hadis Qudsi:
"Hai hamba-hambaKu, sesungguhnya Aku mengharamkan pada diriku sendiri akan menganiaya dan menganiaya itu Kujadikan haram di antara engkau sekalian. Maka dari itu, janganlah engkau sekalian saling menganiaya.
Wahai hamba-hambaKu, engkau semua itu tersesat, kecuali orang yang Kuberi petunjuk. Maka itu mohonlah petunjuk padaKu, engkau semua tentu Kuberi petunjuk itu.
Wahai hamba-hambaKu, engkau semua itu lapar, kecuali orang yang Kuberi makan. Maka mohonlah makan padaKu, engkau semua tentu Kuberi makanan itu.
Wahai hamba-hambaKu, engkau semua itu telanjang, kecuali orang yang Kuberi pakaian. Maka mohonlah pakaian padaKu, engkau semua tentu Kuberi pakaian itu.
Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya engkau semua itu berbuat kesalahan pada malam dan siang hari dan Aku inilah yang mengampunkan segala dosa. Maka mohon ampunlah padaKu, pasti engkau semua Kuampuni.
Wahai hamba-hambaKu, sesungguhnya engkau semua itu tidak dapat membahayakan Aku. Maka andaikata dapat, tentu engkau semua akan membahayakan Aku. Lagi pula engkau semua itu tidak dapat memberikan kemanfaatan padaKu. Maka andaikata dapat, tentu engkau semua akan memberikan kemanfaatan itu padaKu.
Wahai hamba-hambaKu, andaikata orang yang paling mula-mula - awal - hingga yang paling akhir, juga semua golongan manusia dan semua golongan jin, sama bersatu padu seperti hati seseorang yang paling taqwa dari antara engkau semua, hal itu tidak akan menambah keagungan sedikitpun pada kerajaanKu.
Wahai hamba-hambaKu, andaikata orang yang paling mula-mula - awal - hingga yang paling akhir, juga semua golongan manusia dan semua golongan jin, sama bersatu padu seperti hati seseorang yang paling curang dari antara engkau semua, hal itu tidak akan dapat mengurangi keagungan sedikitpun pada kerajaanKu.
Wahai hamba-hambaKu, andaikata orang yang paling mula-mula - awal - hingga yang paling akhir, juga semua golongan manusia dan semua golongan jin, sama berdiri di suatu tempat yang tinggi di atas bumi, lalu tiap seseorang meminta sesuatu padaKu dan tiap- tiap satu Kuberi menurut permintaannya masing-masing, hal itu tidak akan mengurangi apa yang menjadi milikKu, melainkan hanya seperti jarum bila dimasukkan ke dalam laut - jadi berkurangnya hanyalah seperti air yang melekat pada jarum tadi.
Wahai hamba-hambaKu, hanyasanya semua itu adalah amalan-amalanmu sendiri. Aku menghitungnya bagimu lalu Aku memberikan balasannya. Maka barangsiapa mendapatkan kebaikan, hendaklah ia memuji kepada Allah dan barangsiapa yang mendapatkan selain itu, hendaklah jangan menyesali kecuali pada dirinya sendiri."
Said berkata: "Abu Idris itu apabila menceriterakan Hadis ini, ia duduk di atas kedua lututnya." (Riwayat Muslim)

5. Dari Abu Hurairah r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman: "Siapa orang yang lebih menganiaya daripada seseorang yang mencuba-cuba menciptakan sebagaimana yang Aku menciptakannya. Baiklah mereka itu membuat seekor semut kecil atau baiklah membuat sebuah biji atau baiklah mereka itu menciptakan sebiji sya'ir." (Muttafaq 'alaih)

6.Dari Abu Hurairah r.a. bahawasanya Rasulullah s.a.w. bersabda: "Allah Ta'ala berfirman:"Tidak ada balasan bagi seseorang hambaKu yang mu'min di sisiKu, di waktu Aku mengambil - mematikan - kekasihnya dari ahli dunia, kemudian ia mengharapkan keredhaan Allah, melainkan orang itu akan mendapatkan syurga." (Riwayat Bukhari)
7. Dari Anas r.a., katanya: "Saya mendengar Rasulullah s.a.w. bersabda: "Sesungguhnya Allah 'Azza wa jalla berfirman:"Jikalau Aku memberi cubaan kepada hambaKu dengan melenyapkan kedua matanya - yakni menjadi buta, kemudian ia bersabar, maka untuknya akan Kuberi ganti syurga kerana kehilangan keduanya yakni kedua matanya itu." (Riwayat Bukhari)