Sabtu, 24 April 2010

AKAN DIPERLIHATKAN

Hidup di dunia penuh rahasia. Manusia di dunia ini hanya tahu sedikit dari pada yang dapat dilihatnya, didengar, dan dirasakan, tetapi sebenarnya masih terlalu banyak yang harus diketahui sehingga menjadi manusia yang beruntung. Dalam sebuah nasihat disebutkan bahwa orang yang hari demi hari tidak bertambah ilmu pengetahuannya maka baginya lebih baik mati dari pada hidup. Sangatlah beruntung bagi mereka yang secara terus menerus menuntut ilmu dan memiliki rasa ingin tahu yang semakin lama semakin besar sehingga tiada waktu untuk berputus asa atas kegagalan dari keinginannya. Bahwasanya setiap yang diperlihatkan oleh Allah swt kepada dirinya baik secara nyata ataupun bisikan dalam hati nuraninya itulah serangkaian ilmu yang harus dicermati. Peringatan dan nasihat yang datang dalam pikiran itulah yang menjadi bekal untuk melangkah ke arah tujuan hidup yang lebih baik.

Pekerjaan atau perbuatan manusia diatas dunia ini semua akan diperlihatkan kembali ketika hari dikumpulkan seluruh umat manusia yaitu di padang mahsyar. Firman Allah swt dalam Al-Quran:
Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-macam, supaya diperlihatkan kepada mereka pekerjaan mereka , ... (Az Zalzalah:6)

Seluruh pekerjaan manusia akan dipertunjukkan kepada dirinya sendiri dihari setelah dibangkitkan dari tidurnya dalam alam kubur. Sebagian dari mereka akan bahagia karena kebanyakan dari pekerjaan mereka itu merupakan kebaikan dan sebagian mereka yang lain dalam keadaan gelisah dan ketakutan karena melihat banyak pekerjaan mereka itu merupakan pekerjaan yang buruk lalu mereka memohon supaya mereka dikembalikan ke dunia kembali. Masya Allah, mana mungkin lagi mereka kembali, bahkan mereka yang memiliki amalan yang baik juga menginginkan untuk kembali untuk menjalani ujian ulang dan untuk mendapatkan nilai kebaikan yang lebih baik.

Allah maha pemurah dan maha pemberi petunjuk. Kebanyakan kita lalai untuk memperhatikan tentang hal ini. Bukankah Allah swt telah menurunkan Al-Kitab supaya manusia mengetahui akan hal-hal yang akan terjadi dihadapan perjalanan hidup mereka. Kemudian ketika Allah swt tidak lagi memberi kesempatan kepada kita untuk melakukan pekerjaan yang terbaik untuk diri kita sendiri, maka jangan salahkan Allah seandainya kita ditempatkan pada tempat yang buruk dihari akhirat nanti.

Petunjuk-petunjuk Allah swt kepada diri kita dan hadir selalu ke dalam hati kita itu bukan hanya dari Kitab atau sunnah Rasul atau nasihat para ulama, tetapi ada sesuatu yang dirasakan oleh hati sanubari kita akan penilaian apakah sesuatu itu baik atau buruk untuk diri kita. Kita juga harus berhati-hati akan mempercayai hati kita sendiri dan seharusnya kita harus memufakatkan diri kita kepada apa yang disyari'atkan oleh Allah sebagai hukum yang diberlakukan pada agama.

Terkadang kita tidak menyadari ketika kita melakukan kebaikan kemudian dengan sendirinya lingkungan kita membaikkan kita. Itu merupakan suatu pertanda bahwa Allah swt selalu menepati janjinya akan keridhaannya kepada pekerjaan kita. Ada juga sebaliknya ketika kita dengan tidak sengaja melakukan hal yang tidak berkenan maka lingkungan kita berkali-kali memperingatkan kita. Oleh hal-hal yang demikian itulah kita senantiasa harus bersujud kepada Allah swt karena kita selalu dilimpahkan rahmat dan perlindungan.

Allah swt berfirman:
Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud. (Al A'raf: 206)

Begitu juga makhluk yang lain, sebagaimana firman Allah swt:
Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki. (Al-Hajj:18)

Dalam penciptaan alam semesta ini, Allah swt melaksanakan dengan penuh hikmah. Allah mempersiapkan bumi dan langit sebelum manusia diciptakan. Penciptaan itulah untuk menunjukkan bahwa ada sesuatu yang menjadi pelajaran pada akal fikiran manusia.

Allah swt berfirman: Tidak Aku ciptakan jin dan manusia itu hanyalah semata-mata untuk sujud kepada-Ku.

Allah swt memperlihatkan bahwasanya sesuatu yang diciptakan itu tidaklah sia-sia dan penuh dengan pelajaran. Adanya manusia di atas permukaan bumi ini merupakan sebuah panggung sandiwara yang dimainkan oleh banyak sekali pemain. Peranan dari Malaikat, manusia, jin, dan lain sebagainya itu merupakan persaksian yang akan diperlihatkan semuanya pada hari dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar. Manusia yang taat dan ingkar, manusia yang rajin dan malas, manusia yang damai dan berperang, dan sebagainya dan sangatlah banyak cerita-cerita yang dapat diperlihatkan semenjak diciptakan alam semesta sehingga hari akhirat nanti. Terlalu sedikit dan singkat waktu manusia yang mau bersujud kepada Allah swt di dunia ini. Mereka lalai dengan kesibukan dunia, mereka mencari dan memiliki sedangkan itu tidak semuanya akan dibawa mati.

Allah berfirman: "Hai iblis, apa sebabnya kamu tidak bersama-sama mereka yang sujud itu?" (Al-Hijr:32)

Andaikata Allah swt bertanya kepada manusia : "Hai Iblis, apa sebabnya kamu tidak bersama-sama mereka yang sujud itu?"

Wallahu a'lamu bishshawaab.

Kamis, 22 April 2010

TENTANG TULISAN INI

Aku membaca tulisan ini dan tentunya aku ingin mengetahui apa maksud dari tulisan ini. Dari judul yang aku baca mungkin tulisan ini tidak begitu bermakna. Namun demikian aku ingin terus membaca, karena mungkin pada kalimat-kalimat berikutnya aku dapat menemukan maksud dari tulisan ini. Saat ini aku tidak peduli siapa yang menulis tulisan ini dan aku yakin penulis tulisan ini memang sengaja menulis dan aku sendiri belum mengerti apa tujuan sebenarnya. Kata demi kata sudah aku baca dari kalimat-kalimat sebelumnya. Mataku sesekali berkedip karena terus mempertahankan dan memusatkan pikiran aku pada tulisan ini. Aku berusaha tidak memperdulikan apa yang aku dengar, dan aku sedang meneruskan membaca walaupun nantinya aku tidak dapat menemukan makna sebenarnya dari tulisan ini. Mungkin saja aku perlu mengulangi untuk membaca tulisan ini tetapi aku rasa cukup sekali saja aku membacanya. Seandainya tulisan ini menarik bagiku maka aku akan membacanya sekali lagi. Apakah teman aku sudah mengetahui tentang tulisan ini atau baru aku saja yang pertama membacanya. Entahlah, yang penting aku ingin menemukan makna dari tulisan yang ini. Aku yakin ada sesuatu yang dapat aku ambil manfaat dari membaca tulisan ini karena sampai saat ini aku masih menatap pada huruf-huruf yang tersusun rapi di layar. Aku bersyukur karena dapat membaca, andaikata aku tidak dapat mengenali huruf dan tidak lancar aku dalam membaca tulisan pastinya tulisan ini akan begitu lambat untuk aku pahami. Aku dapat membayangkan apabila tulisan ini dibaca oleh anak baru sekolah. Mereka akan mengejanya huruf demi huruf supaya nanti akan terangkai menjadi satu kata, lalu mereka mengulanginya dan seterusnya mereka membacanya satu kata demi satu kata. Alhamdulillah aku sekarang dapat lancar dalam membaca. Mungkin tulisan ini mudah untuk aku mengerti, sudah puluhan kata-kata yang aku lihat dan aku terjemahkan dengan pikiran aku. Kata-kata yang lalu yang letaknya diatas tidak perlu lagi aku lihat dan pikiran aku masih tertuju pada tulisan ini. Aku bertanya apakah aku bosan membaca tulisan ini? Aku rasa tidak karena aku masih sanggup membacanya lagi. Pikiran aku masih mampu mengamati setiap yang aku lihat dari susunan kata-kata ini. Aku juga merasakan dalam kepala aku walaupun ada sedikit terasa lain tetapi hal ini wajar karena aku memang sedang membaca. Dalam kepala aku memang ada denyutan yang sangat lemah dan itu menandakan ketika aku membaca tulisan ini ada bagian tertentu dalam otakku sedang bekerja. Begitu mata aku melihat huruf-huruf ini maka aku dapat mengetahui bahwa otak aku itu yang membantu mengingat kata-kata ini. Aku tahu bahwasanya aku dapat melihat dan aku juga punya otak untuk memikirkan tulisan ini dan aku sadar otak yang aku punya ini masih baik dalam bekerja. Bukan untuk membaca tulisan ini saja tetapi untuk tulisan-tulisan yang lain. Bahkan otak dan seluruh panca indra yang aku miliki, mata, telinga, hidung dan lain-lain juga sedang bekerja saat ini. Mata aku sedikit lelah tetapi aku harus meneruskan membaca tulisan ini, mungkin layar ini terlalu terang sehingga mata aku seperti kesat dan untung saja kelopak mata aku masih juga dapat bekerja sehingga mata aku dapat berkedip. Aku coba mengedipkan mata ini berkali-kali supaya aku dapat membaca tulisan ini sampai habis. Ini bukan pertanda aku sedang membaca tulisan yang sedih, tetapi memang demikian karena setelah beberapa kalimat apalagi tulisan ini sudah lumayan panjang tentunya mata aku menjadi lelah. Aku tidak peduli apakah mata aku lelah karena aku juga dapat mendengar bagaimana aku menarik nafas aku ketika membaca tulisan ini. Udara berhembus dari hidung dan aku hirup udara baru. Aku memasukkan udara yang baik ke dalam rongga dada ini sehingga aku dapat lancar dalam membaca tulisan ini. Denyut-denyut dalam otak aku juga masih terasa dan itu menandakan bahwa ada aliran darah yang terus mengalir dalam otak aku dan itu sangat membantu aku dalam memikirkan tulisan ini. Aku tahu darah itu dipompa oleh jantung dan saat ini detak jantung aku stabil karena tulisan ini nyaman untuk aku baca. Tulisan ini tidak mengandung unsur-unsur yang membuat aku emosi, mungkin pada saat-saat pertama aku membaca tulisan ini, aku terasa geli dan ingin ketawa sendiri. Aku rasa tulisan ini tidak aneh, ataupun juga aneh karena baru kali ini aku membaca tulisan yang seperti ini. Aku pikir aku akan dapat juga menulis tulisan yang seperti ini menurut versi aku sendiri. Kalau aku nanti menulis dengan versi aku sendiri tentu akan lain, karena ini adalah tulisan orang, bukan tulisan aku. Aku hanya sekedar membacanya saja. Aku ingin menulis tulisan yang lain yang lebih bermakna atau nanti ketika aku menemukan inspirasi untuk menulis. Biarlah aku baca saja tulisan ini dulu sampai habis. Kapan tulisan ini akan habis karena dibawah ini masih banyak kata-katanya. Aku teruskan untuk membaca, mungkin pada akhir tulisan ini aku akan menemukan apa yang tersirat dalam tulisan ini. Aku tahu bahwa aku tidak dapat mempertahankan konsentrasi yang penuh pada tulisan ini karena sesekali aku dapat membayangkan yang lain dibalik tulisan ini. Hebat juga otak dan pikiran aku ini bekerja, karena selain aku sedang membaca tulisan ini aku juga dapat membayangkan hal lain. Sudah berapa tahun lamanya aku memiliki otak yang seperti ini. Aku rasa aku orang yang cerdas karena tulisan ini dapat membantu aku memikirkan tentang otak dan pikiran. Mungkin aku akan mengakhiri membaca tulisan ini, karena waktu aku membaca tulisan ini aku membayangkan hal lain. Yang jelas aku masih sadar bahwa aku sedang mengamati tulisan ini yang cukup panjang. Apabila nanti sudah selesai membaca tulisan ini aku akan merencanakan sesuatu. Aku ingat setelah membaca ini ada sesuatu yang akan aku kerjakan. Tulisan ini belum aku tinggalkan. Aku ingin membacanya sampai habis. Tangan aku dimana ya? Kalau tangan aku tidak bekerja bagaimana aku dapat mengendalikan tulisan ini. Aku dapat membuka tulisan ini dari pertama dan mengeser kalimat ini keatas supaya aku dapat terus memperhatikan kalimat-kalimat yang belum aku baca. Aku rasa sudah cukup aku membaca walaupun aku tidak menemukan makna dari tulisan ini. Namun ada yang lucu setelah aku baca tulisan ini, karena aku ingat beberapa kali waktu aku baca tulisan ini saat pertama aku dapat menilai tulisan ini. Baik atau tidak tulisan ini sudah aku baca sampai pada huruf yang aku lihat ini. Iya, huruf-huruf yang aku lihat dan aku baca ini. Pikiran aku sadar tidak, bahwa aku sedang membaca, dan masih membaca.

Rabu, 21 April 2010

Fadhilat Ayat Kursi

http://pulutkuning.wokeyh.com/?p=605

Dlm sebuah hadis, ada menyebut perihal seekor syaitan yang duduk di atas pintu rumah. Tugasnya ialah untuk menanam keraguan di hati suami terhadap kesetiaan isteri di rumah dan keraguan di hati isteri terhadap kejujuran suami di luar rumah. Sebab itulah Rasulullah tidak akan masuk rumah sehingga Baginda mendengar jawaban salam dari isterinya. Di saat itu syaitan akan lari bersama-sama dengan salam itu.
Hikmat Ayat Al-Kursi mengikut Hadis-hadis:

1) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi bila berbaring di tempat tidurnya, Allah SWT mewakilkan dua orang Malaikat memeliharanya hingga subuh.

2) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dalam lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.



3) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap sembahyang, dia akan masuk syurga dan barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT akan memelihara rumahnya dan rumah-rumah disekitarnya.

4) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir tiap-tiap shalat fardhu, Allah SWT menganugerahkan dia setiap hati orang yang bersyukur, setiap perbuatan orang yang benar, pahala nabi2, serta Allah melimpahkan rahmat padanya.

5) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya – mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.

6) Barang siapa membaca ayat Al-Kursi di akhir sembahyang, Allah SWT akan mengendalikan pengambilan rohnya dan dia adalah seperti orang yang berperang bersama Nabi Allah sehingga mati syahid.

7) Barang siapa yang membaca ayat Al-Kursi ketika dalam kesempitan niscaya Allah SWT berkenan memberi pertolongan kepadanya.
Dari Abdullah bin ‘Amr r.a., Rasulullah S.A.W. bersabda, “Sampaikanlah pesanku biarpun satu ayat…”

Minggu, 18 April 2010

JIN BOTOL SYIAH KUALA

Penulis telah mendengar sebuah cerita dari nenek penulis sendiri tentang jin botol pada masa Syekh Abdurrauf masih hidup. Syekh Abdurrauf atau dikenal dengan Teungku Syiah Kuala itu berhasil menangkap seekor jin yang meresahkan masyarakat Bandar Atjeh pada masa itu lalu oleh Teungku Syiah Kuala dimasukkannya ke dalam botol lalu di buang ke tengah laut.

Masyarakat Bandar Atjeh pada saat itu percaya kepada jin yang menunggui muara Krueng Aceh. Menurut cerita orang pada masa itu, jin akan menampakkan diri dengan rupa yang menyeramkan dan ukuran tubuhnya sangat besar hingga mencapai awan. Jin itu juga memiliki syarat supaya ada seorang manusia yang dikorbankan setiap tahunnya, orang itu harus ditenggelamkan ke dalam muara Krueng Aceh sampai mati. Setiap tahun harus ada satu orang yang dilakukan untuk korban. Kepercayaan ini telah berlangsung lama dan seluruh masyarakat di Bandar Atjeh sangat mempercayai tentang hal itu.

Suatu ketika tersiar kabar tentang kemusyrikan masyarakat Bandar Atjeh kepada Syekh Abdurrauf di Singkil. Oleh Syekh Abdurrauf memerintah seorang muridnya untuk datang ke Bandar Atjeh menyampaikan pesan supaya orang di Bandar Atjeh menyuruh jin itu menghadap ke Syekh. Beberapa orang di Bandar Atjeh berhasil melakukannya sehingga jin itupun datang ke tempat Syekh Abdurrauf.

Sesampainya jin itu ke hadapan Syekh Abdurrauf, maka bertanyalah Syekh kepada jin itu. "Apakah kamu jin yang menunggui Muara Krueng Aceh yang ditakuti oleh masyarakat di sana?"

"Benar Syekh, akulah jin yang menyuruh mereka membunuh orang dengan cara ditenggelamkan kedalam muara sungai di sana." jawab jin.

"Kalau kamu makhluk yang hebat, lakukan seperti apa yang aku perintahkan, karena aku ingin lihat sehebat apa kamu dapat menakut-nakuti masyarakat di sana." ucap Syekh dengan tegas kepada jin.

Jin menanggapi, "Baiklah Syekh, apa yang harus aku lakukan?"

"Kata orang-orang disana kamu dapat menjelma menjadi besar sehingga orang-orang disana takut kepada kamu. Sekarang coba buat diri kamu menjadi besar."

Lalu jin itu menuruti perintah Syekh dan diapun menjadi besar sebesar rumah, dan rupanya sangat menakutkan.

"Sudah Syekh."

Jin itupun heran kenapa Syekh tidak takut kepadanya.

Lalu Syekh berkata: "Inikah yang paling besar?"

"Tidak." jawab jin.

"Kalau begitu, buat diri kamu lebih besar lagi, dan lebih menakutkan lagi."

Jin itupun menjadi membesarkan tubuhnya lagi sehingga setinggi pohon kelapa.

"Apakah ini yang paling besar?"

"Belum Syekh." jawab jin lagi.

"Sekarang tunjukkan keadaan diri kamu, semampu kamu untuk menjadi sebesar mungkin."

Sekajap mata jin itu berubah menjadi besar sekali sehingga kepalanya masuk ke dalam awan.

"Apa ini yang paling besar wahai jin?"

Jawab jin: "Ya, ini yang paling besar."

"Sekarang kembalilah kamu seperti semula saat menemui aku, lalu buatlah keadaan kamu menjadi sekecil-kecilnya." perintah Syekh.

"Baik." ujar jin dengan sombongnya.

Jin itupun berubah menjadi sebesar belalang.

"Apakah ini yang paling kecil?" tanya Syekh kepada jin.

"Ya Syekh, inilah yang paling kecil." jawab jin.

"Tidak bisakah kamu lebih kecil lagi?"

"Tidak Syekh."

"Sekarang kamu naik ke atas telapak tangan aku."

Kemudian Syekh menggenggam jin itu dan dengan mudah memasukkannya ke dalam botol yang sudah disiapkan. Keesokan harinya botol itu dibuang ke tengah laut.

Mulai saat itu muara Krueng Atjeh menjadi aman dan tidak ada lagi gangguan jin dan orang-orang di sana tidak perlu mengorbankan manusia lagi untuk mati di sungai.

Wallahu a'lamu bishshawaab.

Sabtu, 17 April 2010

BAGAIKAN MENDUNG TIADA HUJAN

Andaikata kita menghitung-hitung nikmat yang Allah swt anugerahkan kepada niscaya tidak sanggup kita menghitungnya. Allah swt telah menyediakan kebutuhan hidup yang sementara ini di dunia dan memberi kesempatan menikmati jasad tubuh pinjaman-Nya ini supaya kita mengetahui dan mensyukuri akan kebesaran Allah swt. Kenikmatan hidup di atas dunia ini adalah cobaan dan kekhawatiran dan kesakitan di dunia ini adalah ujian, supaya kita tidak lepas pada mengingat kebesaran Allah swt.

Sungguh banyak manusia yang menjalani hidup dengan sia-sia bagaikan mendung tapi hujanpun tidak turun. Manusia hidup bagaikan hewan-hewan ternak yang mementingkan hawa nafsu keduniaan dan berpaling dari keimanan kepada Allah swt dan hari akhirat. Begitu ramai orang yang memiliki ilmu yang tinggi tetapi tidak mengamalkan untuk dirinya itulah bagaikan mendung awan petir halilintar tetapi tiada hujan. Betapa mereka berjual kata-kata yang baik dari ilmu-ilmu yang tinggi dari penemuan yang menakjubkan tetapi tidak sedikitpun dapat memberikan kesejukan kedalam hatinya. Mereka terus mengejar materi dan menuntut kekayaan di dunia ini maka itulah mereka yang menghargakan pahala akhirat dengan harga yang sedikit dan lebih menuntut keuntungan dunia yang fana (rusak).

Ialah orang yang tanpa ketulusan kepada mengharap keridhaan Allah dan seolah hidup di dunia ini merupakan segala-galanya bagi mereka. Mereka mencari kesenangan dan menumpuk-numpuk harta sementara harta dan kesenangan itu tidak dibawanya ke dalam peristirahatannya di dalam kubur dan tidak pula dibawanya ke negeri akhirat. Yang menentukan keselamatan di akhirat nanti hanya hati yang selalu disucikan dengan taqwa kepada Allah serta amalan yang ikhlas kepada Allah. Tidakkah mereka mengumpulkan kayu bakar dengan bersusah payah untuk membakar dirinya sendiri yaitu orang-orang yang bekerja demi mengharap materi duniawi. Mereka yang beribadah untuk dipamerkan kepada orang-orang dan mereka yang bangga kepada manusia dengan ibadahnya. Orang yang berilmu tetapi tidak beramal mengharap kebaikan dari Allah swt, orang yang menumpuk-numpuk kekayaannya tanpa memperdulikan orang-orang miskin, orang miskin yang pembohong, pemimpin yang suka menipu dengan tipu muslihat yang keji, orang yang berniaga tetapi tidak berzakat lagi penipu, orang yang memakan harta-harta anak yatim, orang yang mengetahui tetapi segan untuk menyampaikan nasihat.

Sampai dimana kita menyakini akan Allah swt sementara kita selalu melupakan-Nya. Andaikata Allah swt memperlihatkan dan memperdengarkan keadaan orang dalam kubur maka kita tidak akan makan dengan kenyang, tidak akan tidur sampai nyenyak, tidak akan menyia-nyakan waktu untuk mencari kesenangan, dan tidak akan lalai dari amalan kebaikan dan mengingat Allah swt. Tidakkah kita menyaksikan begitu ramai orang menghabiskan waktunya di tempat yang menyia-nyiakan hidupnya dengan hiburan, permainan dan sekedar duduk-duduk dan ketawa. Ketika azan berkumandang mereka hanya mendengar tetapi tidak memperdulikan. Abu Hurairah ra meriwayatkan bahwa Nabi saw pernah bersabda:

“Aku berniat memerintahkan kaum muslimin untuk mendirikan shalat. Maka aku perintahkan seseorang untuk menjadi imam dan shalat bersama manusia. Kemudian aku berangkat dengan sekelompok kaum muslimin yang membawa seikat kayu bakar menuju orang-orang yang enggan shalat berjama'ah, dan niscaya aku bakar rumah-rumah mereka". (HR. Bukhari dan Muslim).

Dalam Al-Quran telah disebutkan:
"Dan kami tidak membinasakan sesuatu negeripun melainkan sesudah ada baginya orang-orang yang memberinya peringatan." (QS. Asy-Syu'ara: 208)

Dalam sebuah nasihat disebutkan:
Wahai anak Adam, tidaklah Aku ciptakan kamu percu¬ma dan tidaklah aku tinggalkan kamu begitu saja, serta tidaklah aku lengah dari apa yang kamu kerjakan. Se¬sungguhnya kamu sekalian tidak (akan) mencapai surga dari-Ku, kecuali jika kamu sabar atas apa yang tidak kamu sukai dalam mencari rida-Ku, dan sabar dalam men¬jalankan (taat) perintah-Ku lebih ringan daripada sabar menjauhi maksiat pada-Ku, meninggalkan (cinta) dunia lebih mudah daripada mencari-cari alasan, meninggal-kan aniaya/zalim lebih ringan daripada panasnya api neraka, siksaan dunia lebih ringan daripada siksaan ak¬hirat sebab siksaan dunia dapat putus dan dapat hilang, sedangkan siksaan akhirat tidak dapat putus dan tak da¬pat hilang.

Wahai anak Adam, setiap kamu pasti tersesat, ke¬cuali yang Aku beri hidayah (petunjuk), dan setiap ka¬mu pasti sakit, kecuali orang yang Aku sembuhkan, setiap kamu pasti celaka, kecuali orang yang aku selamat¬kan, setiap kamu dapat menjadi fakir, kecuali orang yang Aku kayakan, dan setiap kamu (suka) berbuat ja¬hat, kecuali orang yang Aku jaga, maka bertobatlah (kembalilah) pada Tuhanmu, pereratlah tali persaudara¬an, dan janganlah kamu merusak penutup (harga diri¬mu) di sisi Dzat yang sangat mengetahui segala rahasia :
« Tidak ada Tuhan selain Dia Yang Maha Gagah dan Maha Bijaksana »

Sesungguhnya Allah swt telah menjanjikan bagi orang mukmin adalah syurga seluas langit dan bumi kepada masing-masing mereka dan itulah sebaik-baik tempat untuk kembali.

Wallahu a'lamu bishshawaab.

UJIAN ATAS KEMAMPUAN

Dalam basmallah dan beban yang dipikulkan kepada manusia di atas dunia ini memiliki suatu makna yang jelas untuk dipahami. Dapatkan kita memikirkan bahwa Allah swt sedang menjanjikan kita suatu kenikmatan syurga di hari akhirat nanti. Dalam kehidupan di dunia ini yang penuh makna dan sebagaian manusia tidak memperdulikan akan makna kehidupan di dunia ini, sebenarnya Allah swt sedang memiliki rencana yang besar terhadap kita. Allah swt yang maha mengatur dan memperlihatkan hikmah kepada kita semua dari semua yang ada pada pandangan mata kita dan alam pikiran kita.

Akankah Allah swt memberi kita sesuatu dengan mudah namun setiap yang kita dapatkan dengan mudah itu nilainya juga mudah dan murah. Tahukan kita bahwasanya ujian yang ditimpakan kepada kita itu merupakan pesan Allah swt dan suatu janji akan memberikan sesuatu yang lebih banyak dan lebih bernilai dari sebelumnya. Apabila kita tetap dalam ketaatan dan keimanan kemudian kita terpelihara dalam ketakwaan, maka Allah swt memiliki rencana yang luar biasa. Seperti halnya nabi dan rasul, yang mana mereka itu untuk dapat melaksanakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah swt, mereka diuji terlebih dahulu, hari demi hari, sambil terus disinar dengan cahaya hidayah sehingga misi hidup di atas dunia ini jelas dan terlaksana.

Antara diri kita dan orang lain kemudian antara orang lain dan diri kita, itu selalu memiliki makna tersendiri. Kita harus tahu bahwasanya semua yang kita ketahui dan kita miliki itu merupakan ujian. Allah swt tidak membebankan sesuatu diluar batas kemampuan kita. Dapatkan kita merasakan ujian dan cobaan Allah swt kepada kita itu merupakan suatu rahmat. Ketika kita dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, Allah swt memberi petunjuk untuk memecahkan persoalan kita. Persoalan yang kita hadapi pertama sekali adalah persoalan mudah untuk kita mengatasinya, dan kemudian Allah swt memberi lagi persoalan yang lebih berat hingga yang paling berat. Kesulitan-kesulitan itu merupakan ujian supaya kita mempunyai kemudahan dalam perjalanan hidup kita untuk hari-hari berikutnya. Diri kita merupakan cobaan dan ujian bagi orang lain. Ketika kita dirawat oleh ibu bapak kita semasa kecil, berbagai persoalan mereka hadapi dalam membesarkan kita. Lambat laun kitapun tumbuh berkembang menjadi dewasa, namun tetaplah diri kita menjadi persoalan bagi orang lain, karena diri kita berada dalam lingkungan mereka. Apabila kita mempunyai perbedaan dan pertentangan dengan orang lain, ataupun diri kita merupakan seorang yang dibutuhkan oleh orang lain, itulah ujian dan cobaan bagi mereka dari diri kita. Sebaliknya bagi diri kita orang lain yang ada disekitar kita atau segala hal yang ada dalam pandangan mata kita, itu semua merupakan ujian dan cobaan bagi diri kita. Apakah kita memiliki tanggapan dari mengetahui akan keadaan mereka semua. Apakah kita suka atau benci akan semua keadaan yang kita lihat dan kita ketahui itu. Lalu bagaimana tindakan kita kepada diri kita atau tindakan kita kepada mereka.

Kita hidup di dunia ini ditakdirkan dalam keadaan yang lemah dan memiliki kemampuan-kemampuan yang terbatas. Allah swt terus membina diri kita dengan berbagai ujian dan cobaan secara bertahap dan semakin lama semakin berat. Allah swt juga maha mengetahui akan kemampuan diri kita karena Allah swt itu maha rahman. Setiap ujian dan cobaan yang kita hadapi itu niscaya Allah maha mengetahui bahwa diri kita sanggup untuk mengatasinya. Ketika kita mampu mengatasi satu persoalan, lalu Allah swt memberikannya lagi persoalan yang baru yang lebih berat. Nilai persoalan yang lebih berat dan semakin berat itulah memiliki kebaikan yang lebih berat dan semakin berat pula pada timbangan mizan di hari pembalasan. Disitulah letaknya bahwa Allah swt itu maha rahiim. Dengan ujian dan cobaan yang didatangkan kepada diri kita secara bertahap itu, karena Allah maha penyayang umatnya karena telah disediakan balasan yang sesuai dengan kemampuan kita pada ujian dan cobaan dunia, itulah balasan di dalam syurga dengan segala macam kebaikan yang tiada pernah diketahui sebelumnya.

Bagi setiap manusia di dunia ini beraneka ragam ujian dan cobaan diberikan oleh Allah swt. Adakalanya seseorang telah gagal dalam menghadapi suatu persoalan karena kemampuan yang dia miliki pada saat itu masih tidak sebanding. Selama seseorang itu masih dalam perlindungan Allah artinya dia belum mati, maka Allah mengujinya lagi dengan persoalan yang lebih berat sedikit lagi karena Allah swt mengetahui untuk kali yang kedua ini dia akan dapat melewati ujian itu dengan baik. Lalu Allah swt memberikan ujian-ujian pada waktu-waktu yang akan datang, sehingga ujian yang paling akhir yaitu kematian. Kematian itulah ujian terakhirnya apakah semua amalan yang diperolehnya ketika dia sehat akan tetap terjaga ataupun ketika saat menjelang kematiannya itu sebagian atau seluruh amalanya itu akan hilang seluruhnya, maka tinggallah kesia-siaan hidup di dunia dengan tiada amalan.

Keimanan seseorang itu adalah anugerah terbesar tetapi keimanan itu juga merupakan ujian dan cobaan. Mungkin secara tidak sengaja kita tersadar akan Allah swt lalu kita beriman. Ujian yang pertama itulah pada mempertahankan keimanan itu. Ilmu dan pengetahuan itulah yang mempertahankan keimanan seseorang sehingga dia akan tetap terjaga keimanannya itu. Dalam perjalanan hidupnya itu, keimanan seperti pohon yang tumbuh, kadangkala hujan, kemarau, angin kencang dan hama penyakit. Semua persoalan yang mengakibatkan terancamnya keimanan seseorang itulah merupakan ujian dan cobaan. Akankah dia memiliki iman yang teguh dan semakin lama ketakwaannya kepada Allah swt itu semakin kuat, ataukah pada akhirnya keimanan dia itu akan musnah, na'uzubillahi minzaalik.

Wallahu a'lamu bishshawaab.

Jumat, 16 April 2010

PERJANJIAN

Berjanjilah dan kemudian tepatilah. Seperti air sungai yang selalu mengalir dari hulu menuju hilir seakan mereka selalu menepati janjinya akan melakukan semua hukum yang berlaku di alam ini. Seperti matahari yang berjanji akan selalu bersinar sampai tiba saatnya warna cahayanya memerah dan kepadatan matahari itu menjadi renggang dan akhirnya dia padam. Seperti tubuh kita yang berjanji akan terus hidup dengan segenap daya dan upaya yang ada walaupun pada suatu saat tubuh akan melawan pada peristiwa kematian.

Allah swt maha berkehendak dan dapat melakukan apa saja yang Allah kehendaki kepada makhluknya dan tiada siapapun dapat mengatakan bahwa Allah berbuat zalim. Allah maha menepati janji dan segala hukum yang telah diturunkan kepada manusia itu merupakan suatu perjanjian yang Allah swt buat untuk manusia. Apabila manusia tidak menuruti kepada hukum yang diberlakukan oleh Allah itu maka pada saatnya manusia akan menerima kerugian. Tetapi yang paling utama dari Allah swt adalah Allah maha pengasih lagi maha penyayang.

Tiap-tiap manusia telah ditentukan jalan hidup masing-masing. Allah swt telah menjanjikan sesuatu balasan sesuai dengan amal perbuatan yang dilakukan. Anugerah yang terbesar yang didapat oleh manusia ialah keimanan kepada Tuhannya. Karena dengan keimanan yang sebenar-benar iman itulah yang membersihkan jalan dan mengantarkan dia kepada Tuhannya di hari akhirat nanti. Allah swt maha adil dan seandainya seseorang diberikan ujian dan cobaan dengan penderitaan tentunya akan ada harapan kebahagiaan pada akhirnya. Begitu juga sebaliknya seandainya seseorang diberi ujian dan cobaan dengan kesenangan itu merupakan sesuatu yang perlu diwaspadai karena kebahagiaan yang terutama yaitu kebahagiaan di negeri akhirat.
Bagi orang yang berjanji kepada diri sendiri akan setia kepada Allah swt untuk selama-lamanya yaitu shalat, ibadah, hidup dan matinya semata-mata hanyalah untuk Allah swt. Ketika seseorang berjanji hanya kepada Allah swt kami memohon ampun dan hanya kepada Allah jua kami meminta pertolongan.

Adakah seorang anak berjanji selalu menghormati dan menyayangi orang tuanya karena sebelumnya orang tua telah pula berjanji kepada anaknya akan menjaga, merawat, menyayangi dan membesarkannya dari kecil hingga dewasa. Seorang anak manusia oleh Allah swt yang diberikan cahaya keimanan ke dalam hatinya lalu dia berjanji akan terus menjaga keimanannya walau apapun yang terjadi kepada dirinya. Seorang yang mukmin ketika diperintahkan untuk melakukan perintah Allah swt maka diapun berjanji akan melaksanakannya karena takut dan tunduk kepada Tuhannya.

Janji adalah utang, sepatah kata yang terucap untuk menunaikan sesuatu pekerjaan walaupun pekerjaan itu adalah pekerjaan yang sangat ringan. Menepati janji merupakan pengobat bagi kebohongan. Apapun kebohongan yang dilakukan oleh seseorang Allah swt tetap mengetahui, dimanapun kita berada Allah swt selalu mendengar semua kata-kata dalam hati. Apapun yang terjanjikan dalam hati untuk menunaikan segala pekerjaan, Allah jualah yang membantu dalam bimbingan petunjuk. Karena menuruti kata hati kamu akan binasa, menuruti syari'at ilahi kamu akan sentosa.

Wallahu a'alamu bishshawaab.

TANGGUNG JAWAB

Tiap-tiap yang dijadikan oleh Allah swt bagi makhluk-Nya bukan merupakan kesia-siaan. Bagi manusia yang beriman dan selalu berfikir tentang dirinya sendiri dan selalu tunduk dan tawadhuk kepada Allah swt maka semua kejadian yang dialami terhadap dirinya itu bukanlah merupakan hal yang sia-sia, dan semua merupakan menjadi perhitungan bagi kemantapannya dalam menghadapi perjalanan ke negeri akhirat nanti. Allah swt selalu memelihara segenap alam semesta, Allah swt mengatur dengan baik seluruh makhluknya dari malaikat, jin, manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya, dengan penuh tanggung jawab. Sekalipun sebutir debu yang bergerak itu merupakan tanggung jawab Allah yang maha kuasa, dan Allah swt tidak tidur dan tidak merasa berat untuk mengatur kesemuanya itu di dalam alam semesta ini.

Manusia yang merupakan anak cucu nabi Adam diturunkan ke dunia sebagai khalifah. Manusia diciptakan dan diberikan kesempatan tinggal di bumi untuk menjadi pemimpin dan menunjukkan kepada sekalian makhluk akan kebesaran Allah swt. Manusia yang mulia dihadapan Allah swt yang orang-orang beriman dan bertaqwa itulah orang yang memuliakan dan membesarkan Tuhannya untuk dilihat oleh segenap makhluk lain dari malaikat, jin dan lain-lain dan itulah semulia-mulia manusia yang akan ditempatkan pada tempat yang teramat baik yaitu syurga firdaus.

Allah maha besar dan tiada tuhan melainkan Allah dan Allah tiada permulaan dan tiada kesudahan. Seandainya seluruh makhluk dari malaikat, jin, manusia, dan sebagainya itu sepakat untuk tunduk dan patuh kepada Allah swt niscaya Allah tidak menjadi lebih diakibatkan oleh perbuatan mereka sekalian itu, dan apabila seluruh makhluk dari malaikat, jin, manusia dan sebagainya itu sepakat ingkar dan menentang Allah swt niscaya Allah tidak menjadi kekurangan diakibatkan oleh perbuatan mereka sekalian itu. Allah maha bijaksana dan maha sempurna.

Manusia yang sudah ditentukan oleh Allah swt pada akhir perjalanan hidupnya itu memiliki tanggung jawab dan selalu diperhitungkan setiap apa yang dikerjakannya itu. Dunia tempat persinggahan dan tempat menempuh segala macam ujian inilah yang sangat menentukan kualitas hidupnya di hari akhirat kelak. Semenjak seseorang memasuki masa akil baligh dan sudah diwajibkan untuk mengenal tuhannya itulah dia telah diberikan tanggung jawab. Seseorang dilimpahkan rezeki dalam perlindungan dan kesehatan, hidup semakin mandiri dari pengawasan orang tuanya, dan juga semakin dewasa dirinya itu semakin besar pula tanggung jawabnya kepada dirinya dan Tuhannya. Ialah seorang anak manusia yang diciptakan oleh Allah swt dan diperintahkan kepada dirinya untuk mengenal Tuhannya yaitu Allah swt, sehingga dia mengetahui apa yang sepatutnya dikerjakan diatas dunia ini apa jua tujuan penciptaan dirinya. Begitu juga dengan apa yang terjadi disekeliling dirinya yang mengakibatkan dia mengetahui tentang sesuatu hal. Ketika dia telah memahami akan sesuatu dan memahami keterkaitan dengan apa yang diketahuinya sebelumnya maka semakin dewasalah dia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Allah swt juga menciptakan segala macam cobaan dan ujian kepada seseorang untuk meyakinkan kepada dirinya akan begitu besar tanggung jawabnya dalam menjalani hidup di dunia ini.

Semua yang menjadi persoalan hidupnya itu satu demi satu dalam perjalanan waktunya ia berjuang untuk mengatasi dan memecahkan berbagai masalahnya. Seperti halnya yang terjadi dalam tubuhnya itu yang mana dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, kadangkala sewaktu-waktu ia jatuh sakit karena tubuhnya kurang mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan, kemudian dia sembuh, lalu dapat melanjutkan kembali kehidupannya dengan baik kembali. Itulah Allah swt yang melakukan pekerjaan kepada makhluknya supaya dia mampu melaksanakan berbagai tanggung jawab dan berpikir tentang dirinya karena sebenarnya dia tetap dalam anugerah dan perlindungan Allah swt senantiasa. Apakah dia mengetahui ataupun tidak, dia itu sedang dalam perawatan Allah swt yang maha rahman.

Manusia yang memiliki tanggung jawab itu baik ketika haus dia harus mencari minum atau ketika laparnya dia harus memohon makanan dan mendapatkannya. Begitu juga dengan hal-hal lain yang merupakan kebutuhan hidupnya dan dia harus memperoleh dengan berbagai usahanya. Itulah manusia yang mempertahankan hidupnya, mempertahankan kesejahteraannya, dan mempertahankan kemuliaannya. Dalam berpikir tentang dirinya dihadapan tuhannya itu manusia haruslah selalu menjaga dirinya agar senantiasa melakukan apa yang dikehendaki oleh sang khalik yaitu Allah swt, karena dia sudah memahami akan makna dan tujuan hidupnya di dunia. Dia menjaga kehidupannya tetap baik dan terpelihara hatinya sehingga dia akan selamat mencapai tujuan pada akhir kehidupannya. Akhir kehidupan yang abadi dalam rahmat Allah swt yaitu kesentosaan di dalam syurga.

Dalam perjalanan hidup di tiap-tiap langkah kehidupannya, tanggung jawabnya terhadap Allah swt semakin lama semakin besar dan banyak. Umur yang sedang disediakan oleh Allah swt kepada dirinya itu adalah kesempatan untuk selalu dipertanggungjawabkan. Keluasan waktu, kekuatan pada tenaga dalam ia melakukan pekerjaan, kecerdasan akal pikirannya dalam memahami dirinya dan lingkungannya itulah yang juga menjadi tanggung jawab dirinya kepada tuhannya. Dia memahami sesuatu lalu mempelajarinya dan terus belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan memenuhi segala yang diperlukan pada keingintahuan dirinya. Dengan mengetahui sesuatu itulah maka dia semakin memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan segala yang diketahuinya. Dia mendapat pengetahuan dan ilmu dalam setiap langkah perjalanan hidupnya baik yang diusahakannya ataupun dengan secara tidak sengaja ia dapat mengetahuinya. Tanggung jawab yang diutamakan itu adalah bersyukur kepada Allah swt atas semua yang diperolehnya. Allah yang maha rahman selalu menunjuki kebaikan kepada dirinya. Ketika dia mendapat kemudahan ataupun ketika dia mendapat kesulitan, itu semuanya merupakan pesan atau ilmu yang senantiasa diingat sebagai pengalaman. Sesuatu tanda kesyukurannya kepada Allah swt adalah memberi nasihat kepada sesama saudaranya dengan apa yang diketahuinya. Apabila seseorang memberi ilmu kepada orang lain dengan ikhlas niscaya Allah swt akan menambah-nambah ilmunya itu berlipat ganda banyaknya. Anugerah ilmu yang semakin bertambah banyak itu pula yang membesarkan tanggung jawabnya kepada sesama manusia dan tanggung jawabnya kepada Allah swt.

Tanggung jawabnya yang semakin besar dan sesuai kemampuan yang dianugerahkan dan pada akhirnya semua pekerjaan itu akan dihitung dalam dengan hisab yang maha adil diatas mizan di hari pembalasan.

Wallahu a'lamu bishshawaab.