Jumat, 14 Desember 2012

Fadhilah Burdah


Burdah artinya mantel dan juga dikenal sebagai Bur’ah yang berarti shifa (kesembuhan). Imam Busyiri adalah seorang penyair yang suka memuji raja-raja untuk mendapatkan uang. Kemudian beliau tertimpa sakit faalij (setengah lumpuh) yang tak kunjung sembuh setelah berobat ke dokter manapun.

Tak lama kemudian beliau mimpi bertemu Rasulullah S.A.W. yang memerintahkannya untuk menyusun syair yang memuji Rasulullah. Maka beliau mengarang Burdah dalam 10 pasal pada tahun 6-7 H. Seusai menyusun Burdah, beliau kembali mimpi bertemu Rasulullah yang menyelimutinya dengan Burdah (mantel). Ketika bangun, sembuhlah beliau dari sakit lumpuh yang dideritanya.

Qoshidah Burdah ini tersebar ke seluruh penjuru bumi dari timur ke barat. Bahkan disyarahkan oleh sekitar 20 ulama, diantaranya yang terkenal adalah Imam Syaburkhiti dan Imam Baijuri.

Habib Husein bin Mohammad Alhabsyi (saudara Habib Ali Alhabsyi sohibul maulid Simtud Duror) biasa memimpin Dalail Khoiroot di Mekkah. Kemudian beliau mimpi bertemu Rasulullah yang memerintahkannya untuk membaca Burdah di majlis tersebut. Dalam mimpi tersebut, Rasulullah berkata bahwa membaca Burdah sekali lebih afdol daripada membaca Dalail Khoiroot 70 kali.

Ketika Hadramaut tertimpa paceklik hingga banyak binatang buas berkeliaran di jalan, Habib Abdulrahman Al Masyhur memerintahkan setiap rumah untuk membaca Burdah. Alhamdulillah, rumah-rumah mereka aman dari gangguan binatang buas.

Beberapa Syu’araa (penyair) di zaman itu sempat mengkritik bahwa tidaklah pantas pujian kepada Rasulullah dalam bait-bait Burdah tersebut diakhiri dengan kasroh/khofadz. Padalah Rasulullah agung dan tinggi (rofa’). Kemudian Imam Busyiri menyusun qoshidah yang bernama Humaziyyah yang bait-baitnya berakhir dengan dhommah (marfu’).

Imam Busyiri juga menyusun Qoshidah Mudhooriyah. Pada qoshidah tersebut terdapat bait yang artinya, ‘Aku bersholawat kepada Rasulullah sebanyak jumlah hewan dan tumbuhan yang diciptakan Allah.’ Kemudian dalam mimpinya, beliau melihat Rasulullah berkata bahwa sesungguhnya malaikat tak mampu menulis pahala sholawat yang dibaca tersebut.

Habib Salim juga bercerita tentang seseorang yang telah berjanji kepada dirinya untuk menyusun syair hanya untuk memuji Allah dan Rasulullah. Suatu ketika ia tidak mempunyai uang dan terpaksa menyusun syair untuk memuji raja-raja agar mendapat uang. Ia pun mimpi Rasulullah berkata, “Bukankah engkau telah berjanji hanya memuji Allah dan Rasul-Nya?! Aku akan memotong tanganmu…”

Kemudian datanglah Sayidina Abubakar r.a. meminta syafaat untuknya dan dikabulkan oleh Rasulullah. Ketika ia terbangun dari tidurnya, ia pun langsung bertobat. Kemudian ia melihat di tangannya terdapat tanda bekas potongan dan keluar cahaya dari situ.

Habib Salim mengatakan bahwa Burdah ini sangat mujarab untuk mengabulkan hajat-hajat kita dengan izin Allah. Namun terdapat syarat-syarat yang harus dipenuhi. Yaitu mempunyai sanad ke Imam Busyiri, mengulangi bait ‘maula ya solli wa sallim…’, berwudhu, menghadap kiblat, memahami makna bait-bait, dibaca dengan himmah yang besar, beradab, memakai wewangian.

Di akhir ceramah beliau, Habib Salim menyampaikan bahwa jika seseorang tidak berjalan di thoriqoh aslaf maka dikhawatirkan tiga hal. Pertama, umurnya pendek. Kedua, Hidup dalam keadaan bingung/akalnya gila. Ketiga, tak akan dihargai masyarakat.

(Al-Habib Salim bin Abdullah Asy - Syatiri)












Senin, 10 Desember 2012

LALAI DAN BERPIKIR



BAB PERTAMA
Pada menyatakan lalai dan yang berpikir. Ketahui olehmu hai thalib bahwasanya lalai itu menegahkan daripada kebajikan dan berpikir itu berkehedak kepada kebajikan dan engkau ketahui tiada lepas seorang itu melainkan dengan kebajikan, betapa kamu dengan tiada kebajikan seperti firman Allah ta'ala:
يومئذ يصدر الناس اشتاتا ليروا اعمالهم فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقل ذرة شرا يره
Pada hari itu berdirilah segala manusia supaya melihat mereka itu akan segala amal mereka itu maka barangsiapa berbuat amal kebajikan satu zarrah juapun dilihatnya akan dia dan barangsiapa berbuat kejahatan satu zarrah juapun dilihatnya.
Kata syair: apabila ada engkau itu kebaajikan maka engkau itu yang dikasihi. Perkataanmu itupun diam dan pekerjaanmu itupun harus. Dan apabila adalah engkau itu mempunyai kejahatan maka engkau itu tidak jua dikasihi tetapi perkataanmu itu tertolak dan pekerjaanmu itupun lebih. Dan apa jua yang menghampirkan dikau dengan tiada kebajikan melainkan jauh. Dan apa jua yang beroleh syurga dengan tiada kebajikan melainkan jatuh ke neraka. Maka jadikan olehmu dirimu menuntut azab kebajikan hal keadaannya berhimpun keduanya melainkan diketahuinya karena lupa dan aku pula aku dapat kebajikan itu beberapa pekerjaan zikir dan sembahyang dan papa dan lapar dan sembahyang pada malam dan menyucikan dirinya dan jikalau mengetahui segala mereka itu yang beramal daripada kebajikan dan zikir dan sembahyang maka tiadalah bimbang akan suatu juapun melainkan dengan zikir dan sembahyang maka ketahui olehmu bahwa isinya lalai itu kafir pada orang salik dan sesat pada orang takut akan Allah ta'ala bahwasanya mempusakakan kafir daripadanya maka bahwasanya engkau beramal dan bahwasanya orang yang ber'amal itu tiada ia hampir kepada yang lalai maka ketahui olehmu bahwasanya lalai itu pada hakikatnya mabuk yang keji daripada mabuk arak karena bahwasanya bagimu beberapa kehendak kepada Allah ta'ala maka engkau jalan kepada Allah jangan karena lalai seperti firman Allah ta'ala:
يآايها الذين امنو الا تقربو السلاة وانتم سكارى حتى تعلموا ما تقو لون
Artinya: Hai segala mereka itu yang percaya jangan engkau hampirkan akan sembahnyang padahal engkau mabuk hingga ketahui olehmu barangsiapa mabuk daripada arak lagi akan sembah ia dan orang yang lalai itu tiada sembah selama-lamanya.
Maka janganlah engkau sangka apabila engkau sembahyang itu tiada ruku' dan tiada sujud tetapi bahwasanya sembahyang itu dengan hadir hatinya akan Allah ta'ala karena sabda Nabi saw :
لاصلاة الابحضور القلب
Yakni tiada sembahyang itu melainkan dengan hadir hatinya maka ketahui olehmu hai shaleh beberapa daripada orang yang sembahyang tiada baginya sembahyang hingga lelah sangat karena bahwasanya sembahyang itu tiada harus ia melainkan dengan tetap hati engkau kepada Allah ta'ala dan bahwasanya tetap itu tiada dapat ia melihat dengan takut akan Allah ta'ala dengan takut itu tiada hasil ia melainkan dengan pikir dan bahwasanya pikir itu tiadak dapat melainkan dengan sedikit makan dan sedikit berkata-kata dan sedikit tidur dan dengan qana'ah maka pohonkan olehmu pengajaran ini maka ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya lalai itu rumah syaithan, barangsiapa diam didalamnya tiadalah boleh berjalan kepada Allah ta'ala tiadalah obat baginya melainkan mati.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya bagi tiap-tiap satu itu ada penyakitnya dan tiap-tiap penyakit itu ada obatnya dan bahwasanya penyakit hati lalai dan lalai itu obatnya itu pikir karena pikir itu menerangkan hati dan kebajikan dan kejahatan dan manfaatnya dan mudharatnya dan tiap-tiap hati yang tiada pikir dalamnya itu yaitu rumah syaithan.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya pikir didalam akhirat itu menerangkan hati dan mempusakai ma'rifat dan pikir akan dunia itu mematikan hati dan mempusakai sesat. Maka barangsiapa banyak lalainya banyaklah sesatnya dan barangsiapa banyak sesatnya matilah hatinya dan barangsiapa mati hatinya itulah kendaraan syaithan maka takutlah olehmu daripadanya.
Kata setengah mereka itu bermula pikir itu belanja amal dan terpelihara ia daripada yang keji-keji. Kata orang bermula pikir itu cermin yang menyampaikan kepada dunia dan menghilangkan dia dan mempusakai kekal akhirat dan mendatang akan dia.
Cerita daripada Salman sabda Nabi saw :
انه قال التفكر فى الآخرة يورث الحكمة ويحيى القلب والتفكر فى الدنيا حجاب على الآخرة
Bahwasanya berkata isa pikir akan akhirat itu mempusakai hikmat dan juga menghidupkan akan hati dan pikir akan dunia itu mendindingkan akhirat yang ia saksi yang amat kebesaran lagi berkata-kata ia yang azab itu pikirkan dengan hatinya niscaya melihat ia dengan ruh-nya dan daripadanya kata ulama rahmat Allah atasnya bahwasanya berkata ia: Bermula pikir itu lebih daripada segala ibadah karena bahwasanya ibadah itu putuslah ia daripada yang mati itu didalam syurga dan pikir itu tiada putus daripadanya barang yang telah ada atasnya berkekalan ia maka yaitu menyala seumpama tauhid dan ma'rifat dan bahwasanya Hatim berkata ia mengambil daripada satu ibadah barangsiapa tiada diberinya takut tiadalah baginya iman karena sabda Nabi saw:
الا يمان بين الخوف والرجاء ويقدم على الرجاء الذي هو الفرع فمن لا اصل له لا فرع له
Yakni iman itu antara takut dan harap dan didahulukan takut daripada harap itu yaitu cabang maka barangsiapa tiada baginya pohon tiadalah cabang baginya.
Maka ketahui olehmu bahwasanya takut itu mempusakai taubat dan taubat itu mempusakai amal dan amal itu mempusakakan harif dan harif itu mempusakakan rahmat dan karena inilah barangsiapa tiada takut tiadalah baginya rahmat.
Maka ketahui olehmu menuntut syurga dengan tiada takut itu dosa yang besar dan menuntut takut denan tiada pikir itu lupa yang amat banyak.
Maka ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya pikir itu menghilangkan lalai dan menambah takut dan menghilangkan kejahatan dan menambah kebajikan itu rahmat yakni mempusakakan pahala dan dari karena bahasanya pikir itu wajib atas segala yang beriman karena bahwasanya tiada hampir ia kepada Allah ta'ala melainkan dengan pikir dan paham olehmu dan ambil olehmu sebaik-baik paham.
Maka ketahui olehmu bahwa pikir itu keluar daripadanya sembilan perkara:
Pertama, takut.
Kedua, taubat.
Ketiga, sembahyang pada malam.
Keempat, ibadah.
Kelima, qanaah.
Keenam, murah.
Ketujuh, adab.
Kedelapan, merendahkan dirinya.
Kesembilan, menyucikan dirinya bagi tiap-tiap suatu.
Maka hasil daripada sekalian itu beberapa faidah yang amat banyak pada agamanya dan dunianya dan yang mempunyai pikir itu taulan segala aulia dan kekasihnya segala anbiya dan saudaranya sekalian ulama karena barangsiapa banyak pikir banyaklah takutnya dan barangsiapa banyak takutnya teranglah hatinya dan barangsiapa terang hatinya melihat ia akan kebajikan dan kejahatan tiadalah mengambil ia melainkan dengan kebajikan.
Kemudian ketahui olehmu hai yang shaleh bahwasanya lalai itu pedang syaithan maka sangatlah siksa bagi barangsiapa yag jahat pedang syaithan maka takut olehmu daripadanya karena bahwasanya jadi daripada lalai itu sembilan perkara:
Pertama, kasih akan kemuliaan.
Kedua, kasih akan harta.
Ketiga, kasih akan kaya.
Keempat, kasih akan pekerjaan dunia.
Kelima, kasih akan pakaian.
Keenam, kasih akan perempuan.
Ketujuh, kasih akan tidur.
Kedelapan, banyak makan.
Kesembilan, banyak minum-minuman.
Maka tiap salah satu daripada sekaliannya itu jua yang amat banyak binasa pada agamanya dan dunianya dan yang empunya lalai itu taulan segala syaithan dan segala yang sesat dan saudara segala yang masuk karena bahwasanya lalai itu segala syaithan dan minuman segala yang sesat dan barangsiapa banyak lalainya banyaklah lobanya dan barangsiapa banyak lobanya banyaklah sesatnya dan barangsiapa banyak sesatnya matilah hatinya dan barangsiapa mati hatinya tiadalah mengambil ia melainkan yang kejahatan maka takut olehmu daripadanya.
Dan ketahui olehmu bahwasanya yakni kejahatan lalai itu bala atas segala orang yang mengetahui dia karena bahwasanya lali itu menegahkan daripada hak dan menambah yang sia-sia dan demikian lagi pikir itu sangat bila-i atas segala orang yang jahil karena bahwasanya pikir itu menegahkan daripada yang sia-sia inilah kesudahan kalam.
Inilah satu munajat, hai Tuhanku tidur yang lali itu mendengarkan daku dan kekasih akan isteri itu membinasakan dikau.
Hai Tuhanku, kasih akan laba akan dunia itu membinsasakan daku dan kasih segala manusia itu membinasakan daku.
Hai Tuhanku, yang mengetahui akan aib.
Hai Tuhanku, yang menutupi akan segala keaiban dengan rahmatlah aku minta tolong.
Hai Tuhanku, yang mengasihani lagi amat murah.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan kehidupan melainkan denan ridha-Mu.
Hai Tuhanku tiada kebajikan mati melainkan dengan menyembah akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan amal itu melainkan dengan mentaati-Mu.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan ibadah itu melainkan dengan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan itumelainkan dengan kasih akan dikau.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan qana'ah itu melainkan dengan syukur akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan riyadhah itu melainkan tuntut akan dikau.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan menyembunyikan diri ini melainkan menunjukkan diri akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan zikir itu melainkan dengan birahi akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan ma'rifat itu melainkan dengan musyahadah-Mu.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan syurga itu melainkan bertemu dengan dikau.
Hai Tuhanku, yang mulia
Hai Tuhanku yang mengasihani akan segala hambanya yang mukmin lagi amat murah atas sebaik-baik yang dijadikan penghulu kita Muhammad saw dan segala keluarganya dan segala shahabatnya sekaliannya.
Maka barangsiapa membaca munajah itu pada tiap-tiap malam sebelum lagi fajar serta air sembahyang disuratkan baginya seribu kebajikan dan dihapuskanlah daripadanya seribu kejahatan dan diangkatkan baginya seribu pangkat. Dan tiada keluar ia didalam dunia ini hingga dilihatnya akan tempatnya didalam syurga dan sucikan hatinya daripada munafik dan dengki dan amarah dan loba dan disucikan lidahnya daripada dusta dan mengupat-upat dan disucikan kedua matanya daripada menilik yang keinginan dan khianat dan bertambah-tambah pada berbuat ta'at akan Allah ta'ala.
Hai saudaraku tiap-tiap satu itu tiadak memberi faidah melainkan serta 'amal dan 'amal itu tiada memberi faidah melainkan dengan ikhlash dan benar ikhtiqad.

'AMAL DAN JAHIL



BAB KEDUA
Bab kedua pada menyatakan 'amal dan jahil.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya pangkat itu tiada hasil ia melainkan dengan 'amal seperti firman Allah ta'ala:
والذين اوتوا العلم درجات
Yakni segala mereka itu yang mempunyai amal beberapa pangkat yang mulia ketahui olehmu bahwasanya amal itu terlebih baik dan tetapi tiadak memberi faidah melainkan serta 'amal dan 'amal itu tiada faidah melainkan dengan ikhlash dan tercengang aku daripada orang yang memadai dengan amal.
Dan ketahui olehmu bahwasanya Allah ta'ala tiada menganugerahi ilmu bagi seorang juapun melainkan serta dengan amal jua karena bahwasanya 'amal dengan tiada ilmu itu sesat yang maha besar maka ketahui olehmu bahwasanya tiap-tiap amal yang tiada didalamnya ilmu itu yaitu dosa yang amat besar dan tiap-tiap amal yang tiada didalamnya ikhlash itu yaitu kafir seperti firman Allah ta'ala: Jangan engkau sekutukan Allah ta'ala itu dengan sesuatu:
لا تشرك بالله ان الشرك لظلم عظيم
Yakni jangan sekutukan Allah ta'ala itu dengan sesuatu, bahwasanya menyekutuki itu aniaya yang maha besar, bahwasanya riya itu menyekutukan yang besar maka takut olehmu daripadanya karena bahwasanya bagimu iman dan iman itu tiada hasil ia melainkan meninggalkan syirik.
Dan ketahui olehmu bahwasanya bebal itu keji yang terlebih keji daripada segala yang keji karena bahwasanya bebal itu terlebih hampir kepada syirik daripada urat lehermu maka takut olehmu daripadanya maka jika dikata orang apa beda antara 'amal dan jahil? katamu seperti beda antara kamu dan keledai maka jika dikata orang 'amal terlebih afdhal itu jahil dikata orang 'amal itu terlebih afdhal dan jika ada ia fakir sekalipun dan yang jahil itu hina dan jikalau ada ia kaya sekalipun maka dikata orang 'amal itu terlebih hampir kepada kafir atau jahil maka dikata orang.
Bermula 'amal itu terlebih jauh daripada kafir serta masyrik dengan maghrib dan yang jahil itu terlebih hampir kepada kafir daripada urat lehermu seperti sabda Nabi saw:
الجاهل اقرب الى الكفر
Yakni yang jahil itu terlebih hampir kepada kafir daripada mata putih kepada mata hitam. Maka jika dikata orang apa 'amal pada hakikatnya maka dikata: Bermula 'amal pada hakikatnya yang takut akan Allah ta'ala pada tiap-tiap kelakuannya dan yang menegahkan dunia dan tiada bimbang ia akan dunia melainkan berbuat ibadah akan Allah ta'ala. Maka jika dikata orang apa jahil pada hakikatnya yaitu yang tiada takut daripada Allah ta'ala tiap-tiap segala geraknya dan yang tiada meninggalkan dunia dan bimbang ia kaan dunia seperti anjing buas.
Maka jika dikata orang apa orang yang 'alim itukah yang terlebih baik atau orang yang 'abid? Jawab: orang yang 'alim itu terlebih utama daripada 'abid karena bahwasanya orang 'abid itu berkehendak kepada 'amal seperti sabda Nabi saw:
فضل العالم على العابد كفضلى على امتى
Yakni terlebih utama orang yang 'alim atas orang yang 'abid seperti kelebihanku atas umatku.
Maka ketahui olehmu yang 'alim itu terlebih mulia daripada zahid dan 'abid dan orang syahid seperti sabda Nabi saw:
العالم الواحد اكرم عند الله من الف شهيد فان قيل من العالم الدي هو اكرم عند الله
Yakni seorang 'alim itu terlebih mulia kepada Allah ta'ala daripada seribu orang syahid maka jika dikata orang apa 'amal yang hatinya serta takut akan Allah ta'ala dan harap dan lidahnya serta puji dan tsanak dan dua matanya serta malu dan menangis dan kehendaknya serta ditinggalkan dunia dan ridha yakni yang meninggalkan dunia karena menuntut keridhaan Tuhannya dan melepaskan segala manusia daripada kesakitan dan tiada duduk ia pada tempat majlis raja-raja dan segala sultan dan duduk seperti kedudukan segala fakir dan miskin.
Maka jika dikata orang ma'rifat itukah terlebih baik atau 'alim? Jawab: yaitu ma'rifat terlebih baik dan tetapi ma'rifat itu tiada ia hasil melainkan dengan 'amal seperti firman Allah ta'ala:
انما يخشى الله من عباده العلماء
Yakni hanya sanya yang takut akan Allah ta'ala itu daripada segala hamba-Nya yang ulama.
Dan tiada takut akan Allah ta'ala seoragn juapun melainkan segala 'arif billah tiada tuntut mereka didalamnya melainkan pada berbuat ibadah kepada Allah ta'ala. Maka ketahui olehmu hai yang shaleh bahwasanya takut itu tiada dapat melainkan dengan pikir dan pikir itu tiada dapat hasil melainkan dengan ma'rifat. Sabda Nabi saw:
ولكل شيء معدن ومعدن التقوى قلوب العارفين
Yakni dan bagi tiap-tiap suatu itu tempat dan tempat takut itu hati segala 'arif dan ketahui olehmu bahwasanya anugerah itu tiada hasil melainkan dengan takwa dan tiada lepas seorang juapun melainkan dengan 'amal.
Dan pahamkan olehmu maka jika dikata orang ber'amal itu terlebih baik daripada ibadah dan tetapi 'amal itu tiada memberi faidah ia melainkan dengan ibadah dan tiada lepas bagi seorang jua pun melainkan dengan menghasilkan ibadah karena bahwasanya 'amal dan ibadah itu fardhu atas tiap-tiap 'aqil baligh seperti sabda Nabi saw:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Yakni menuntut ilmu itu fardhu atas tiap-tiap segala Islam laki-laki dan Islam perempuan.
Ketahui olehmu hai shaleh barangsiapa meninggalkan satu fardhu daripada segala yang difardhukan Allah ta'ala itu maka yaitu terlebih hampir kepada kafir daripada mata putih kepada mata hitam. Tetapi bahwasanya ia jadi kafir karena bahwasanya iman itu tiada hasil melainkan segala yang difardhukan Allah ta'ala.
Maka pahamkan olehmu maka bagi dikata orang apa bedanya antara 'amal orang yang zahid dan orang yang fasik? katamu seperti beda antara intan dan batu. Maka jika dikata orang apa beda antara yang zahid dan yang jahil? dikata seperti perbedaan orang yang hidup dengan orang mati.
Seperti kata Abu Al-Qasim rahimahullahu ta'ala: Dan orang jahil itu mati dan orang 'alim itu hidup dan jika manusia itu tidur dan segala orang ma'shiat itu mabuk dan kejadiannya itu binasa.
Maka ketahui olehmu bahwasanya 'amal orang 'alim itu maqbul pada Allah ta'ala dan 'amal orang jahil itu tertolak daripada Allah ta'ala dan 'amal orang ma'shiat itu sesat daripada jalan Allah ta'ala dan kejadiannya haram daripada nikmat Allah ta'ala dan segala manusia itu tidur artinya jauh daripada kekasih Allah ta'ala, sabda nabi Isa a.s:
يا داود ان الزاهد لا يصلح الا بالعلم كما ان الجسد لايصح الا بالروح والعلم لايصلح الا مع العمل كماان الزرع لايصلح الا بالماء وبهذ الانجاة لاحد الا من عمل بعلمه
Bahwasanya zahid itu tiada baik melainkan dengan 'amal seperti perumpamaan itu tidak baik melainkan dengan air dan karena ini tiada lepas sembahyang melainkan dengan mengamalkan ilmunya.
Kata Syeikh: zahid dengan tiada 'amal racun yang membunuh diri dan 'amal yang tiada zahid itu tanggungan yang amat berat dan zahid serta 'amal itu taulan yang ber'akal. Maka disanalah kesenangan bagi segala yang cenderung kepada jalan itu.
Dan syurga itu beberapa pintu dan 'amal itu pembukanya dan barangsiapa menghendaki bahwasanya jalan kepada syurga wajib baginya bahwa menuntut 'amal. Barangsiapa menghendaki bahwa masuk didalamnya wajiblah baginya berbuat 'amal yang shaleh-shaleh maka jika dikata orang ber'ilmu itu terlebih baikkah atau 'amal? katamu ilmu serta amal itu terlebih baik daripada kebajikan yang lain karena bahwasanya 'amal itu obat bagi barangsiapa yang tiada baginya obat dan 'amal yang tiada ilmu itu penyakit tiada baginya obat seperti dikata orang bahwasanya seorang laki-laki berkata bagi syeikh Hasan Al-Bashri rahimahullahi ta'ala barangsiapa yang mengadukan kepada mu keras hati suruh baginya dengan bahwa duduk daripada majelis ilmu maka karen itulah ilmu itu obat bagi barangsiapa yang tiadak baginya obat. Dan tetapi 'amal itu tiada memberi faidah melainkan dengan takut dan takut itu kepala segala ilmu maka barangsiap tiada baginya takwa tiada baginya ilmu seperti kata syeikh:
* Menghidupkan hati itu ilmu <=> maka ambil olehmu akan dia.
* Dan mematikan hati itu bebal <=> maka jauhkan olehmu akan dia.
* Dan yang sebaik-baik segala kamu itu <=> takwa maka taruh olehmu akan dia
* Memadailah akan dikau pengajaran ini <=> maka ikut olehmu maka memadailah akan dikau.
* Dengan pengajaranku barang yang aku ajarkan ini <=> maka belajar olehmu akan dia.
Maka ketahui olehmu bahwa ilmu itu taulan segala 'abid dan ibadah itu jalan didalam syurga maka barangsiapa menghambil taulan dan masuk ia kepada jalan sampailah ia kepada syurga maka barangsiapa mengambil dan tiada masuk kepada jalan syurga maka merampaskah akan dia oleh segala pencuri daripada tiap-tiap satu daripada segala perkara itu seperti sabda nabi saw:
الرفيق ثن لطريق
Yakni mengambil taulan maka berjalan ketahui bahwasanya yang dikehendaki taulan itu ilmu dan yang dikehendaki daripada jalan itu ibadah maka barangsiapa haram daripadanya ilmu maka bahwasanya haramlah daripadanya segala ibadah orang yang jalan itu tiada memberi manfaat baginya tetapi memberi mudharat akan dia.
Barangsiapa lazim daripadanya ilmu dan ibadah sampailah ia pada tempat sampai segala laki-laki, seperti firman Allah ta'ala:
ان الشيطان لكم عدو فابخذوه عدوا
Yakni bahwasanya syaithan itu seteru bagi kamu dan ambil olehmu akan dia seteru maka dari karena inilah bahwasanya orang itu berkehendak ia kepada orang yang 'alim karena bahwasanya orang yang jahil itu tiada mengetahui amar dan nahi dan tiada diketahui daripada huru-hara syaithan dan bahwasanya syaithan itu sangat mengerasi atas orang yang jahil maka betapa halnya yang tiada dengan ilmu maka pahamkan olehmu ingat-ingat olehmu.
Maka ketahui olehmu hai yang shaleh tiada lepas bagi seorang juapun daripada kejahatan syaithan melainkan dengan sembilan perkara, Dan yaitu: ilmu dan ma'rifat dan menyucikan diri dan sembahyang malam dan berkapar pada siang dan takut akan Allah ta'ala dan berkekalkan air sembahyang dan senantiasa zikir dan sembahyang.
Maka barangsiapa ada padanya segala perkara ini maka yaitula lepaslah ia daripada kejahatan syaithan dan tetapi takut itu terlebih utama karena bahwasanya hak Allah subhanahu wata'ala mewajibkan takut dan bahwasanya takut itu perhiasan segala ibadah. Barangsiapa meninggalkan akan dia sunyi ia daripada perhiasan.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya iman itu tiada ia tetap melainkan dengan takut karena bahwasanya takut itu menunjukkan iman maka jika dekat orang takwa itu terlebih baik daripada 'amal, kata olehmu baginya takwa itu terlebih baik daripada ilmu karena bahwasanya takwa itu mempusakakan ilmu dan menambahi kemuliaan dan lepas ia daripada huru-hara syaithan maka barangsiapa tiada takwa itu tiada baginya kemuliaan, seperti kata Syeikh: kalau ada kemuliaan itu daripada tiada takwa itu niscaya adalah daripada segala yang dijadikan Allah itu bagus.