Senin, 10 Desember 2012

'AMAL DAN JAHIL



BAB KEDUA
Bab kedua pada menyatakan 'amal dan jahil.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya pangkat itu tiada hasil ia melainkan dengan 'amal seperti firman Allah ta'ala:
والذين اوتوا العلم درجات
Yakni segala mereka itu yang mempunyai amal beberapa pangkat yang mulia ketahui olehmu bahwasanya amal itu terlebih baik dan tetapi tiadak memberi faidah melainkan serta 'amal dan 'amal itu tiada faidah melainkan dengan ikhlash dan tercengang aku daripada orang yang memadai dengan amal.
Dan ketahui olehmu bahwasanya Allah ta'ala tiada menganugerahi ilmu bagi seorang juapun melainkan serta dengan amal jua karena bahwasanya 'amal dengan tiada ilmu itu sesat yang maha besar maka ketahui olehmu bahwasanya tiap-tiap amal yang tiada didalamnya ilmu itu yaitu dosa yang amat besar dan tiap-tiap amal yang tiada didalamnya ikhlash itu yaitu kafir seperti firman Allah ta'ala: Jangan engkau sekutukan Allah ta'ala itu dengan sesuatu:
لا تشرك بالله ان الشرك لظلم عظيم
Yakni jangan sekutukan Allah ta'ala itu dengan sesuatu, bahwasanya menyekutuki itu aniaya yang maha besar, bahwasanya riya itu menyekutukan yang besar maka takut olehmu daripadanya karena bahwasanya bagimu iman dan iman itu tiada hasil ia melainkan meninggalkan syirik.
Dan ketahui olehmu bahwasanya bebal itu keji yang terlebih keji daripada segala yang keji karena bahwasanya bebal itu terlebih hampir kepada syirik daripada urat lehermu maka takut olehmu daripadanya maka jika dikata orang apa beda antara 'amal dan jahil? katamu seperti beda antara kamu dan keledai maka jika dikata orang 'amal terlebih afdhal itu jahil dikata orang 'amal itu terlebih afdhal dan jika ada ia fakir sekalipun dan yang jahil itu hina dan jikalau ada ia kaya sekalipun maka dikata orang 'amal itu terlebih hampir kepada kafir atau jahil maka dikata orang.
Bermula 'amal itu terlebih jauh daripada kafir serta masyrik dengan maghrib dan yang jahil itu terlebih hampir kepada kafir daripada urat lehermu seperti sabda Nabi saw:
الجاهل اقرب الى الكفر
Yakni yang jahil itu terlebih hampir kepada kafir daripada mata putih kepada mata hitam. Maka jika dikata orang apa 'amal pada hakikatnya maka dikata: Bermula 'amal pada hakikatnya yang takut akan Allah ta'ala pada tiap-tiap kelakuannya dan yang menegahkan dunia dan tiada bimbang ia akan dunia melainkan berbuat ibadah akan Allah ta'ala. Maka jika dikata orang apa jahil pada hakikatnya yaitu yang tiada takut daripada Allah ta'ala tiap-tiap segala geraknya dan yang tiada meninggalkan dunia dan bimbang ia kaan dunia seperti anjing buas.
Maka jika dikata orang apa orang yang 'alim itukah yang terlebih baik atau orang yang 'abid? Jawab: orang yang 'alim itu terlebih utama daripada 'abid karena bahwasanya orang 'abid itu berkehendak kepada 'amal seperti sabda Nabi saw:
فضل العالم على العابد كفضلى على امتى
Yakni terlebih utama orang yang 'alim atas orang yang 'abid seperti kelebihanku atas umatku.
Maka ketahui olehmu yang 'alim itu terlebih mulia daripada zahid dan 'abid dan orang syahid seperti sabda Nabi saw:
العالم الواحد اكرم عند الله من الف شهيد فان قيل من العالم الدي هو اكرم عند الله
Yakni seorang 'alim itu terlebih mulia kepada Allah ta'ala daripada seribu orang syahid maka jika dikata orang apa 'amal yang hatinya serta takut akan Allah ta'ala dan harap dan lidahnya serta puji dan tsanak dan dua matanya serta malu dan menangis dan kehendaknya serta ditinggalkan dunia dan ridha yakni yang meninggalkan dunia karena menuntut keridhaan Tuhannya dan melepaskan segala manusia daripada kesakitan dan tiada duduk ia pada tempat majlis raja-raja dan segala sultan dan duduk seperti kedudukan segala fakir dan miskin.
Maka jika dikata orang ma'rifat itukah terlebih baik atau 'alim? Jawab: yaitu ma'rifat terlebih baik dan tetapi ma'rifat itu tiada ia hasil melainkan dengan 'amal seperti firman Allah ta'ala:
انما يخشى الله من عباده العلماء
Yakni hanya sanya yang takut akan Allah ta'ala itu daripada segala hamba-Nya yang ulama.
Dan tiada takut akan Allah ta'ala seoragn juapun melainkan segala 'arif billah tiada tuntut mereka didalamnya melainkan pada berbuat ibadah kepada Allah ta'ala. Maka ketahui olehmu hai yang shaleh bahwasanya takut itu tiada dapat melainkan dengan pikir dan pikir itu tiada dapat hasil melainkan dengan ma'rifat. Sabda Nabi saw:
ولكل شيء معدن ومعدن التقوى قلوب العارفين
Yakni dan bagi tiap-tiap suatu itu tempat dan tempat takut itu hati segala 'arif dan ketahui olehmu bahwasanya anugerah itu tiada hasil melainkan dengan takwa dan tiada lepas seorang juapun melainkan dengan 'amal.
Dan pahamkan olehmu maka jika dikata orang ber'amal itu terlebih baik daripada ibadah dan tetapi 'amal itu tiada memberi faidah ia melainkan dengan ibadah dan tiada lepas bagi seorang jua pun melainkan dengan menghasilkan ibadah karena bahwasanya 'amal dan ibadah itu fardhu atas tiap-tiap 'aqil baligh seperti sabda Nabi saw:
طلب العلم فريضة على كل مسلم ومسلمة
Yakni menuntut ilmu itu fardhu atas tiap-tiap segala Islam laki-laki dan Islam perempuan.
Ketahui olehmu hai shaleh barangsiapa meninggalkan satu fardhu daripada segala yang difardhukan Allah ta'ala itu maka yaitu terlebih hampir kepada kafir daripada mata putih kepada mata hitam. Tetapi bahwasanya ia jadi kafir karena bahwasanya iman itu tiada hasil melainkan segala yang difardhukan Allah ta'ala.
Maka pahamkan olehmu maka bagi dikata orang apa bedanya antara 'amal orang yang zahid dan orang yang fasik? katamu seperti beda antara intan dan batu. Maka jika dikata orang apa beda antara yang zahid dan yang jahil? dikata seperti perbedaan orang yang hidup dengan orang mati.
Seperti kata Abu Al-Qasim rahimahullahu ta'ala: Dan orang jahil itu mati dan orang 'alim itu hidup dan jika manusia itu tidur dan segala orang ma'shiat itu mabuk dan kejadiannya itu binasa.
Maka ketahui olehmu bahwasanya 'amal orang 'alim itu maqbul pada Allah ta'ala dan 'amal orang jahil itu tertolak daripada Allah ta'ala dan 'amal orang ma'shiat itu sesat daripada jalan Allah ta'ala dan kejadiannya haram daripada nikmat Allah ta'ala dan segala manusia itu tidur artinya jauh daripada kekasih Allah ta'ala, sabda nabi Isa a.s:
يا داود ان الزاهد لا يصلح الا بالعلم كما ان الجسد لايصح الا بالروح والعلم لايصلح الا مع العمل كماان الزرع لايصلح الا بالماء وبهذ الانجاة لاحد الا من عمل بعلمه
Bahwasanya zahid itu tiada baik melainkan dengan 'amal seperti perumpamaan itu tidak baik melainkan dengan air dan karena ini tiada lepas sembahyang melainkan dengan mengamalkan ilmunya.
Kata Syeikh: zahid dengan tiada 'amal racun yang membunuh diri dan 'amal yang tiada zahid itu tanggungan yang amat berat dan zahid serta 'amal itu taulan yang ber'akal. Maka disanalah kesenangan bagi segala yang cenderung kepada jalan itu.
Dan syurga itu beberapa pintu dan 'amal itu pembukanya dan barangsiapa menghendaki bahwasanya jalan kepada syurga wajib baginya bahwa menuntut 'amal. Barangsiapa menghendaki bahwa masuk didalamnya wajiblah baginya berbuat 'amal yang shaleh-shaleh maka jika dikata orang ber'ilmu itu terlebih baikkah atau 'amal? katamu ilmu serta amal itu terlebih baik daripada kebajikan yang lain karena bahwasanya 'amal itu obat bagi barangsiapa yang tiada baginya obat dan 'amal yang tiada ilmu itu penyakit tiada baginya obat seperti dikata orang bahwasanya seorang laki-laki berkata bagi syeikh Hasan Al-Bashri rahimahullahi ta'ala barangsiapa yang mengadukan kepada mu keras hati suruh baginya dengan bahwa duduk daripada majelis ilmu maka karen itulah ilmu itu obat bagi barangsiapa yang tiadak baginya obat. Dan tetapi 'amal itu tiada memberi faidah melainkan dengan takut dan takut itu kepala segala ilmu maka barangsiap tiada baginya takwa tiada baginya ilmu seperti kata syeikh:
* Menghidupkan hati itu ilmu <=> maka ambil olehmu akan dia.
* Dan mematikan hati itu bebal <=> maka jauhkan olehmu akan dia.
* Dan yang sebaik-baik segala kamu itu <=> takwa maka taruh olehmu akan dia
* Memadailah akan dikau pengajaran ini <=> maka ikut olehmu maka memadailah akan dikau.
* Dengan pengajaranku barang yang aku ajarkan ini <=> maka belajar olehmu akan dia.
Maka ketahui olehmu bahwa ilmu itu taulan segala 'abid dan ibadah itu jalan didalam syurga maka barangsiapa menghambil taulan dan masuk ia kepada jalan sampailah ia kepada syurga maka barangsiapa mengambil dan tiada masuk kepada jalan syurga maka merampaskah akan dia oleh segala pencuri daripada tiap-tiap satu daripada segala perkara itu seperti sabda nabi saw:
الرفيق ثن لطريق
Yakni mengambil taulan maka berjalan ketahui bahwasanya yang dikehendaki taulan itu ilmu dan yang dikehendaki daripada jalan itu ibadah maka barangsiapa haram daripadanya ilmu maka bahwasanya haramlah daripadanya segala ibadah orang yang jalan itu tiada memberi manfaat baginya tetapi memberi mudharat akan dia.
Barangsiapa lazim daripadanya ilmu dan ibadah sampailah ia pada tempat sampai segala laki-laki, seperti firman Allah ta'ala:
ان الشيطان لكم عدو فابخذوه عدوا
Yakni bahwasanya syaithan itu seteru bagi kamu dan ambil olehmu akan dia seteru maka dari karena inilah bahwasanya orang itu berkehendak ia kepada orang yang 'alim karena bahwasanya orang yang jahil itu tiada mengetahui amar dan nahi dan tiada diketahui daripada huru-hara syaithan dan bahwasanya syaithan itu sangat mengerasi atas orang yang jahil maka betapa halnya yang tiada dengan ilmu maka pahamkan olehmu ingat-ingat olehmu.
Maka ketahui olehmu hai yang shaleh tiada lepas bagi seorang juapun daripada kejahatan syaithan melainkan dengan sembilan perkara, Dan yaitu: ilmu dan ma'rifat dan menyucikan diri dan sembahyang malam dan berkapar pada siang dan takut akan Allah ta'ala dan berkekalkan air sembahyang dan senantiasa zikir dan sembahyang.
Maka barangsiapa ada padanya segala perkara ini maka yaitula lepaslah ia daripada kejahatan syaithan dan tetapi takut itu terlebih utama karena bahwasanya hak Allah subhanahu wata'ala mewajibkan takut dan bahwasanya takut itu perhiasan segala ibadah. Barangsiapa meninggalkan akan dia sunyi ia daripada perhiasan.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya iman itu tiada ia tetap melainkan dengan takut karena bahwasanya takut itu menunjukkan iman maka jika dekat orang takwa itu terlebih baik daripada 'amal, kata olehmu baginya takwa itu terlebih baik daripada ilmu karena bahwasanya takwa itu mempusakakan ilmu dan menambahi kemuliaan dan lepas ia daripada huru-hara syaithan maka barangsiapa tiada takwa itu tiada baginya kemuliaan, seperti kata Syeikh: kalau ada kemuliaan itu daripada tiada takwa itu niscaya adalah daripada segala yang dijadikan Allah itu bagus.

1 komentar:

tgk-merdu mengatakan...

bagus sekali tulisannya...!
Salam Sejahtera...