Senin, 10 Desember 2012

LALAI DAN BERPIKIR



BAB PERTAMA
Pada menyatakan lalai dan yang berpikir. Ketahui olehmu hai thalib bahwasanya lalai itu menegahkan daripada kebajikan dan berpikir itu berkehedak kepada kebajikan dan engkau ketahui tiada lepas seorang itu melainkan dengan kebajikan, betapa kamu dengan tiada kebajikan seperti firman Allah ta'ala:
يومئذ يصدر الناس اشتاتا ليروا اعمالهم فمن يعمل مثقال ذرة خيرا يره ومن يعمل مثقل ذرة شرا يره
Pada hari itu berdirilah segala manusia supaya melihat mereka itu akan segala amal mereka itu maka barangsiapa berbuat amal kebajikan satu zarrah juapun dilihatnya akan dia dan barangsiapa berbuat kejahatan satu zarrah juapun dilihatnya.
Kata syair: apabila ada engkau itu kebaajikan maka engkau itu yang dikasihi. Perkataanmu itupun diam dan pekerjaanmu itupun harus. Dan apabila adalah engkau itu mempunyai kejahatan maka engkau itu tidak jua dikasihi tetapi perkataanmu itu tertolak dan pekerjaanmu itupun lebih. Dan apa jua yang menghampirkan dikau dengan tiada kebajikan melainkan jauh. Dan apa jua yang beroleh syurga dengan tiada kebajikan melainkan jatuh ke neraka. Maka jadikan olehmu dirimu menuntut azab kebajikan hal keadaannya berhimpun keduanya melainkan diketahuinya karena lupa dan aku pula aku dapat kebajikan itu beberapa pekerjaan zikir dan sembahyang dan papa dan lapar dan sembahyang pada malam dan menyucikan dirinya dan jikalau mengetahui segala mereka itu yang beramal daripada kebajikan dan zikir dan sembahyang maka tiadalah bimbang akan suatu juapun melainkan dengan zikir dan sembahyang maka ketahui olehmu bahwa isinya lalai itu kafir pada orang salik dan sesat pada orang takut akan Allah ta'ala bahwasanya mempusakakan kafir daripadanya maka bahwasanya engkau beramal dan bahwasanya orang yang ber'amal itu tiada ia hampir kepada yang lalai maka ketahui olehmu bahwasanya lalai itu pada hakikatnya mabuk yang keji daripada mabuk arak karena bahwasanya bagimu beberapa kehendak kepada Allah ta'ala maka engkau jalan kepada Allah jangan karena lalai seperti firman Allah ta'ala:
يآايها الذين امنو الا تقربو السلاة وانتم سكارى حتى تعلموا ما تقو لون
Artinya: Hai segala mereka itu yang percaya jangan engkau hampirkan akan sembahnyang padahal engkau mabuk hingga ketahui olehmu barangsiapa mabuk daripada arak lagi akan sembah ia dan orang yang lalai itu tiada sembah selama-lamanya.
Maka janganlah engkau sangka apabila engkau sembahyang itu tiada ruku' dan tiada sujud tetapi bahwasanya sembahyang itu dengan hadir hatinya akan Allah ta'ala karena sabda Nabi saw :
لاصلاة الابحضور القلب
Yakni tiada sembahyang itu melainkan dengan hadir hatinya maka ketahui olehmu hai shaleh beberapa daripada orang yang sembahyang tiada baginya sembahyang hingga lelah sangat karena bahwasanya sembahyang itu tiada harus ia melainkan dengan tetap hati engkau kepada Allah ta'ala dan bahwasanya tetap itu tiada dapat ia melihat dengan takut akan Allah ta'ala dengan takut itu tiada hasil ia melainkan dengan pikir dan bahwasanya pikir itu tiadak dapat melainkan dengan sedikit makan dan sedikit berkata-kata dan sedikit tidur dan dengan qana'ah maka pohonkan olehmu pengajaran ini maka ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya lalai itu rumah syaithan, barangsiapa diam didalamnya tiadalah boleh berjalan kepada Allah ta'ala tiadalah obat baginya melainkan mati.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya bagi tiap-tiap satu itu ada penyakitnya dan tiap-tiap penyakit itu ada obatnya dan bahwasanya penyakit hati lalai dan lalai itu obatnya itu pikir karena pikir itu menerangkan hati dan kebajikan dan kejahatan dan manfaatnya dan mudharatnya dan tiap-tiap hati yang tiada pikir dalamnya itu yaitu rumah syaithan.
Ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya pikir didalam akhirat itu menerangkan hati dan mempusakai ma'rifat dan pikir akan dunia itu mematikan hati dan mempusakai sesat. Maka barangsiapa banyak lalainya banyaklah sesatnya dan barangsiapa banyak sesatnya matilah hatinya dan barangsiapa mati hatinya itulah kendaraan syaithan maka takutlah olehmu daripadanya.
Kata setengah mereka itu bermula pikir itu belanja amal dan terpelihara ia daripada yang keji-keji. Kata orang bermula pikir itu cermin yang menyampaikan kepada dunia dan menghilangkan dia dan mempusakai kekal akhirat dan mendatang akan dia.
Cerita daripada Salman sabda Nabi saw :
انه قال التفكر فى الآخرة يورث الحكمة ويحيى القلب والتفكر فى الدنيا حجاب على الآخرة
Bahwasanya berkata isa pikir akan akhirat itu mempusakai hikmat dan juga menghidupkan akan hati dan pikir akan dunia itu mendindingkan akhirat yang ia saksi yang amat kebesaran lagi berkata-kata ia yang azab itu pikirkan dengan hatinya niscaya melihat ia dengan ruh-nya dan daripadanya kata ulama rahmat Allah atasnya bahwasanya berkata ia: Bermula pikir itu lebih daripada segala ibadah karena bahwasanya ibadah itu putuslah ia daripada yang mati itu didalam syurga dan pikir itu tiada putus daripadanya barang yang telah ada atasnya berkekalan ia maka yaitu menyala seumpama tauhid dan ma'rifat dan bahwasanya Hatim berkata ia mengambil daripada satu ibadah barangsiapa tiada diberinya takut tiadalah baginya iman karena sabda Nabi saw:
الا يمان بين الخوف والرجاء ويقدم على الرجاء الذي هو الفرع فمن لا اصل له لا فرع له
Yakni iman itu antara takut dan harap dan didahulukan takut daripada harap itu yaitu cabang maka barangsiapa tiada baginya pohon tiadalah cabang baginya.
Maka ketahui olehmu bahwasanya takut itu mempusakai taubat dan taubat itu mempusakai amal dan amal itu mempusakakan harif dan harif itu mempusakakan rahmat dan karena inilah barangsiapa tiada takut tiadalah baginya rahmat.
Maka ketahui olehmu menuntut syurga dengan tiada takut itu dosa yang besar dan menuntut takut denan tiada pikir itu lupa yang amat banyak.
Maka ketahui olehmu hai shaleh bahwasanya pikir itu menghilangkan lalai dan menambah takut dan menghilangkan kejahatan dan menambah kebajikan itu rahmat yakni mempusakakan pahala dan dari karena bahasanya pikir itu wajib atas segala yang beriman karena bahwasanya tiada hampir ia kepada Allah ta'ala melainkan dengan pikir dan paham olehmu dan ambil olehmu sebaik-baik paham.
Maka ketahui olehmu bahwa pikir itu keluar daripadanya sembilan perkara:
Pertama, takut.
Kedua, taubat.
Ketiga, sembahyang pada malam.
Keempat, ibadah.
Kelima, qanaah.
Keenam, murah.
Ketujuh, adab.
Kedelapan, merendahkan dirinya.
Kesembilan, menyucikan dirinya bagi tiap-tiap suatu.
Maka hasil daripada sekalian itu beberapa faidah yang amat banyak pada agamanya dan dunianya dan yang mempunyai pikir itu taulan segala aulia dan kekasihnya segala anbiya dan saudaranya sekalian ulama karena barangsiapa banyak pikir banyaklah takutnya dan barangsiapa banyak takutnya teranglah hatinya dan barangsiapa terang hatinya melihat ia akan kebajikan dan kejahatan tiadalah mengambil ia melainkan dengan kebajikan.
Kemudian ketahui olehmu hai yang shaleh bahwasanya lalai itu pedang syaithan maka sangatlah siksa bagi barangsiapa yag jahat pedang syaithan maka takut olehmu daripadanya karena bahwasanya jadi daripada lalai itu sembilan perkara:
Pertama, kasih akan kemuliaan.
Kedua, kasih akan harta.
Ketiga, kasih akan kaya.
Keempat, kasih akan pekerjaan dunia.
Kelima, kasih akan pakaian.
Keenam, kasih akan perempuan.
Ketujuh, kasih akan tidur.
Kedelapan, banyak makan.
Kesembilan, banyak minum-minuman.
Maka tiap salah satu daripada sekaliannya itu jua yang amat banyak binasa pada agamanya dan dunianya dan yang empunya lalai itu taulan segala syaithan dan segala yang sesat dan saudara segala yang masuk karena bahwasanya lalai itu segala syaithan dan minuman segala yang sesat dan barangsiapa banyak lalainya banyaklah lobanya dan barangsiapa banyak lobanya banyaklah sesatnya dan barangsiapa banyak sesatnya matilah hatinya dan barangsiapa mati hatinya tiadalah mengambil ia melainkan yang kejahatan maka takut olehmu daripadanya.
Dan ketahui olehmu bahwasanya yakni kejahatan lalai itu bala atas segala orang yang mengetahui dia karena bahwasanya lali itu menegahkan daripada hak dan menambah yang sia-sia dan demikian lagi pikir itu sangat bila-i atas segala orang yang jahil karena bahwasanya pikir itu menegahkan daripada yang sia-sia inilah kesudahan kalam.
Inilah satu munajat, hai Tuhanku tidur yang lali itu mendengarkan daku dan kekasih akan isteri itu membinasakan dikau.
Hai Tuhanku, kasih akan laba akan dunia itu membinsasakan daku dan kasih segala manusia itu membinasakan daku.
Hai Tuhanku, yang mengetahui akan aib.
Hai Tuhanku, yang menutupi akan segala keaiban dengan rahmatlah aku minta tolong.
Hai Tuhanku, yang mengasihani lagi amat murah.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan kehidupan melainkan denan ridha-Mu.
Hai Tuhanku tiada kebajikan mati melainkan dengan menyembah akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan amal itu melainkan dengan mentaati-Mu.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan ibadah itu melainkan dengan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan itumelainkan dengan kasih akan dikau.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan qana'ah itu melainkan dengan syukur akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan riyadhah itu melainkan tuntut akan dikau.
Hai Tuhanku, tiada kebajikan menyembunyikan diri ini melainkan menunjukkan diri akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan zikir itu melainkan dengan birahi akan dikau.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan ma'rifat itu melainkan dengan musyahadah-Mu.
Hai Tuhanku, dan tiada kebajikan syurga itu melainkan bertemu dengan dikau.
Hai Tuhanku, yang mulia
Hai Tuhanku yang mengasihani akan segala hambanya yang mukmin lagi amat murah atas sebaik-baik yang dijadikan penghulu kita Muhammad saw dan segala keluarganya dan segala shahabatnya sekaliannya.
Maka barangsiapa membaca munajah itu pada tiap-tiap malam sebelum lagi fajar serta air sembahyang disuratkan baginya seribu kebajikan dan dihapuskanlah daripadanya seribu kejahatan dan diangkatkan baginya seribu pangkat. Dan tiada keluar ia didalam dunia ini hingga dilihatnya akan tempatnya didalam syurga dan sucikan hatinya daripada munafik dan dengki dan amarah dan loba dan disucikan lidahnya daripada dusta dan mengupat-upat dan disucikan kedua matanya daripada menilik yang keinginan dan khianat dan bertambah-tambah pada berbuat ta'at akan Allah ta'ala.
Hai saudaraku tiap-tiap satu itu tiadak memberi faidah melainkan serta 'amal dan 'amal itu tiada memberi faidah melainkan dengan ikhlash dan benar ikhtiqad.

Tidak ada komentar: