Minggu, 18 April 2010

JIN BOTOL SYIAH KUALA

Penulis telah mendengar sebuah cerita dari nenek penulis sendiri tentang jin botol pada masa Syekh Abdurrauf masih hidup. Syekh Abdurrauf atau dikenal dengan Teungku Syiah Kuala itu berhasil menangkap seekor jin yang meresahkan masyarakat Bandar Atjeh pada masa itu lalu oleh Teungku Syiah Kuala dimasukkannya ke dalam botol lalu di buang ke tengah laut.

Masyarakat Bandar Atjeh pada saat itu percaya kepada jin yang menunggui muara Krueng Aceh. Menurut cerita orang pada masa itu, jin akan menampakkan diri dengan rupa yang menyeramkan dan ukuran tubuhnya sangat besar hingga mencapai awan. Jin itu juga memiliki syarat supaya ada seorang manusia yang dikorbankan setiap tahunnya, orang itu harus ditenggelamkan ke dalam muara Krueng Aceh sampai mati. Setiap tahun harus ada satu orang yang dilakukan untuk korban. Kepercayaan ini telah berlangsung lama dan seluruh masyarakat di Bandar Atjeh sangat mempercayai tentang hal itu.

Suatu ketika tersiar kabar tentang kemusyrikan masyarakat Bandar Atjeh kepada Syekh Abdurrauf di Singkil. Oleh Syekh Abdurrauf memerintah seorang muridnya untuk datang ke Bandar Atjeh menyampaikan pesan supaya orang di Bandar Atjeh menyuruh jin itu menghadap ke Syekh. Beberapa orang di Bandar Atjeh berhasil melakukannya sehingga jin itupun datang ke tempat Syekh Abdurrauf.

Sesampainya jin itu ke hadapan Syekh Abdurrauf, maka bertanyalah Syekh kepada jin itu. "Apakah kamu jin yang menunggui Muara Krueng Aceh yang ditakuti oleh masyarakat di sana?"

"Benar Syekh, akulah jin yang menyuruh mereka membunuh orang dengan cara ditenggelamkan kedalam muara sungai di sana." jawab jin.

"Kalau kamu makhluk yang hebat, lakukan seperti apa yang aku perintahkan, karena aku ingin lihat sehebat apa kamu dapat menakut-nakuti masyarakat di sana." ucap Syekh dengan tegas kepada jin.

Jin menanggapi, "Baiklah Syekh, apa yang harus aku lakukan?"

"Kata orang-orang disana kamu dapat menjelma menjadi besar sehingga orang-orang disana takut kepada kamu. Sekarang coba buat diri kamu menjadi besar."

Lalu jin itu menuruti perintah Syekh dan diapun menjadi besar sebesar rumah, dan rupanya sangat menakutkan.

"Sudah Syekh."

Jin itupun heran kenapa Syekh tidak takut kepadanya.

Lalu Syekh berkata: "Inikah yang paling besar?"

"Tidak." jawab jin.

"Kalau begitu, buat diri kamu lebih besar lagi, dan lebih menakutkan lagi."

Jin itupun menjadi membesarkan tubuhnya lagi sehingga setinggi pohon kelapa.

"Apakah ini yang paling besar?"

"Belum Syekh." jawab jin lagi.

"Sekarang tunjukkan keadaan diri kamu, semampu kamu untuk menjadi sebesar mungkin."

Sekajap mata jin itu berubah menjadi besar sekali sehingga kepalanya masuk ke dalam awan.

"Apa ini yang paling besar wahai jin?"

Jawab jin: "Ya, ini yang paling besar."

"Sekarang kembalilah kamu seperti semula saat menemui aku, lalu buatlah keadaan kamu menjadi sekecil-kecilnya." perintah Syekh.

"Baik." ujar jin dengan sombongnya.

Jin itupun berubah menjadi sebesar belalang.

"Apakah ini yang paling kecil?" tanya Syekh kepada jin.

"Ya Syekh, inilah yang paling kecil." jawab jin.

"Tidak bisakah kamu lebih kecil lagi?"

"Tidak Syekh."

"Sekarang kamu naik ke atas telapak tangan aku."

Kemudian Syekh menggenggam jin itu dan dengan mudah memasukkannya ke dalam botol yang sudah disiapkan. Keesokan harinya botol itu dibuang ke tengah laut.

Mulai saat itu muara Krueng Atjeh menjadi aman dan tidak ada lagi gangguan jin dan orang-orang di sana tidak perlu mengorbankan manusia lagi untuk mati di sungai.

Wallahu a'lamu bishshawaab.

Tidak ada komentar: