Sabtu, 17 April 2010

UJIAN ATAS KEMAMPUAN

Dalam basmallah dan beban yang dipikulkan kepada manusia di atas dunia ini memiliki suatu makna yang jelas untuk dipahami. Dapatkan kita memikirkan bahwa Allah swt sedang menjanjikan kita suatu kenikmatan syurga di hari akhirat nanti. Dalam kehidupan di dunia ini yang penuh makna dan sebagaian manusia tidak memperdulikan akan makna kehidupan di dunia ini, sebenarnya Allah swt sedang memiliki rencana yang besar terhadap kita. Allah swt yang maha mengatur dan memperlihatkan hikmah kepada kita semua dari semua yang ada pada pandangan mata kita dan alam pikiran kita.

Akankah Allah swt memberi kita sesuatu dengan mudah namun setiap yang kita dapatkan dengan mudah itu nilainya juga mudah dan murah. Tahukan kita bahwasanya ujian yang ditimpakan kepada kita itu merupakan pesan Allah swt dan suatu janji akan memberikan sesuatu yang lebih banyak dan lebih bernilai dari sebelumnya. Apabila kita tetap dalam ketaatan dan keimanan kemudian kita terpelihara dalam ketakwaan, maka Allah swt memiliki rencana yang luar biasa. Seperti halnya nabi dan rasul, yang mana mereka itu untuk dapat melaksanakan sesuatu yang diperintahkan oleh Allah swt, mereka diuji terlebih dahulu, hari demi hari, sambil terus disinar dengan cahaya hidayah sehingga misi hidup di atas dunia ini jelas dan terlaksana.

Antara diri kita dan orang lain kemudian antara orang lain dan diri kita, itu selalu memiliki makna tersendiri. Kita harus tahu bahwasanya semua yang kita ketahui dan kita miliki itu merupakan ujian. Allah swt tidak membebankan sesuatu diluar batas kemampuan kita. Dapatkan kita merasakan ujian dan cobaan Allah swt kepada kita itu merupakan suatu rahmat. Ketika kita dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa, Allah swt memberi petunjuk untuk memecahkan persoalan kita. Persoalan yang kita hadapi pertama sekali adalah persoalan mudah untuk kita mengatasinya, dan kemudian Allah swt memberi lagi persoalan yang lebih berat hingga yang paling berat. Kesulitan-kesulitan itu merupakan ujian supaya kita mempunyai kemudahan dalam perjalanan hidup kita untuk hari-hari berikutnya. Diri kita merupakan cobaan dan ujian bagi orang lain. Ketika kita dirawat oleh ibu bapak kita semasa kecil, berbagai persoalan mereka hadapi dalam membesarkan kita. Lambat laun kitapun tumbuh berkembang menjadi dewasa, namun tetaplah diri kita menjadi persoalan bagi orang lain, karena diri kita berada dalam lingkungan mereka. Apabila kita mempunyai perbedaan dan pertentangan dengan orang lain, ataupun diri kita merupakan seorang yang dibutuhkan oleh orang lain, itulah ujian dan cobaan bagi mereka dari diri kita. Sebaliknya bagi diri kita orang lain yang ada disekitar kita atau segala hal yang ada dalam pandangan mata kita, itu semua merupakan ujian dan cobaan bagi diri kita. Apakah kita memiliki tanggapan dari mengetahui akan keadaan mereka semua. Apakah kita suka atau benci akan semua keadaan yang kita lihat dan kita ketahui itu. Lalu bagaimana tindakan kita kepada diri kita atau tindakan kita kepada mereka.

Kita hidup di dunia ini ditakdirkan dalam keadaan yang lemah dan memiliki kemampuan-kemampuan yang terbatas. Allah swt terus membina diri kita dengan berbagai ujian dan cobaan secara bertahap dan semakin lama semakin berat. Allah swt juga maha mengetahui akan kemampuan diri kita karena Allah swt itu maha rahman. Setiap ujian dan cobaan yang kita hadapi itu niscaya Allah maha mengetahui bahwa diri kita sanggup untuk mengatasinya. Ketika kita mampu mengatasi satu persoalan, lalu Allah swt memberikannya lagi persoalan yang baru yang lebih berat. Nilai persoalan yang lebih berat dan semakin berat itulah memiliki kebaikan yang lebih berat dan semakin berat pula pada timbangan mizan di hari pembalasan. Disitulah letaknya bahwa Allah swt itu maha rahiim. Dengan ujian dan cobaan yang didatangkan kepada diri kita secara bertahap itu, karena Allah maha penyayang umatnya karena telah disediakan balasan yang sesuai dengan kemampuan kita pada ujian dan cobaan dunia, itulah balasan di dalam syurga dengan segala macam kebaikan yang tiada pernah diketahui sebelumnya.

Bagi setiap manusia di dunia ini beraneka ragam ujian dan cobaan diberikan oleh Allah swt. Adakalanya seseorang telah gagal dalam menghadapi suatu persoalan karena kemampuan yang dia miliki pada saat itu masih tidak sebanding. Selama seseorang itu masih dalam perlindungan Allah artinya dia belum mati, maka Allah mengujinya lagi dengan persoalan yang lebih berat sedikit lagi karena Allah swt mengetahui untuk kali yang kedua ini dia akan dapat melewati ujian itu dengan baik. Lalu Allah swt memberikan ujian-ujian pada waktu-waktu yang akan datang, sehingga ujian yang paling akhir yaitu kematian. Kematian itulah ujian terakhirnya apakah semua amalan yang diperolehnya ketika dia sehat akan tetap terjaga ataupun ketika saat menjelang kematiannya itu sebagian atau seluruh amalanya itu akan hilang seluruhnya, maka tinggallah kesia-siaan hidup di dunia dengan tiada amalan.

Keimanan seseorang itu adalah anugerah terbesar tetapi keimanan itu juga merupakan ujian dan cobaan. Mungkin secara tidak sengaja kita tersadar akan Allah swt lalu kita beriman. Ujian yang pertama itulah pada mempertahankan keimanan itu. Ilmu dan pengetahuan itulah yang mempertahankan keimanan seseorang sehingga dia akan tetap terjaga keimanannya itu. Dalam perjalanan hidupnya itu, keimanan seperti pohon yang tumbuh, kadangkala hujan, kemarau, angin kencang dan hama penyakit. Semua persoalan yang mengakibatkan terancamnya keimanan seseorang itulah merupakan ujian dan cobaan. Akankah dia memiliki iman yang teguh dan semakin lama ketakwaannya kepada Allah swt itu semakin kuat, ataukah pada akhirnya keimanan dia itu akan musnah, na'uzubillahi minzaalik.

Wallahu a'lamu bishshawaab.

Tidak ada komentar: