Jumat, 16 April 2010

TANGGUNG JAWAB

Tiap-tiap yang dijadikan oleh Allah swt bagi makhluk-Nya bukan merupakan kesia-siaan. Bagi manusia yang beriman dan selalu berfikir tentang dirinya sendiri dan selalu tunduk dan tawadhuk kepada Allah swt maka semua kejadian yang dialami terhadap dirinya itu bukanlah merupakan hal yang sia-sia, dan semua merupakan menjadi perhitungan bagi kemantapannya dalam menghadapi perjalanan ke negeri akhirat nanti. Allah swt selalu memelihara segenap alam semesta, Allah swt mengatur dengan baik seluruh makhluknya dari malaikat, jin, manusia, hewan, tumbuhan dan sebagainya, dengan penuh tanggung jawab. Sekalipun sebutir debu yang bergerak itu merupakan tanggung jawab Allah yang maha kuasa, dan Allah swt tidak tidur dan tidak merasa berat untuk mengatur kesemuanya itu di dalam alam semesta ini.

Manusia yang merupakan anak cucu nabi Adam diturunkan ke dunia sebagai khalifah. Manusia diciptakan dan diberikan kesempatan tinggal di bumi untuk menjadi pemimpin dan menunjukkan kepada sekalian makhluk akan kebesaran Allah swt. Manusia yang mulia dihadapan Allah swt yang orang-orang beriman dan bertaqwa itulah orang yang memuliakan dan membesarkan Tuhannya untuk dilihat oleh segenap makhluk lain dari malaikat, jin dan lain-lain dan itulah semulia-mulia manusia yang akan ditempatkan pada tempat yang teramat baik yaitu syurga firdaus.

Allah maha besar dan tiada tuhan melainkan Allah dan Allah tiada permulaan dan tiada kesudahan. Seandainya seluruh makhluk dari malaikat, jin, manusia, dan sebagainya itu sepakat untuk tunduk dan patuh kepada Allah swt niscaya Allah tidak menjadi lebih diakibatkan oleh perbuatan mereka sekalian itu, dan apabila seluruh makhluk dari malaikat, jin, manusia dan sebagainya itu sepakat ingkar dan menentang Allah swt niscaya Allah tidak menjadi kekurangan diakibatkan oleh perbuatan mereka sekalian itu. Allah maha bijaksana dan maha sempurna.

Manusia yang sudah ditentukan oleh Allah swt pada akhir perjalanan hidupnya itu memiliki tanggung jawab dan selalu diperhitungkan setiap apa yang dikerjakannya itu. Dunia tempat persinggahan dan tempat menempuh segala macam ujian inilah yang sangat menentukan kualitas hidupnya di hari akhirat kelak. Semenjak seseorang memasuki masa akil baligh dan sudah diwajibkan untuk mengenal tuhannya itulah dia telah diberikan tanggung jawab. Seseorang dilimpahkan rezeki dalam perlindungan dan kesehatan, hidup semakin mandiri dari pengawasan orang tuanya, dan juga semakin dewasa dirinya itu semakin besar pula tanggung jawabnya kepada dirinya dan Tuhannya. Ialah seorang anak manusia yang diciptakan oleh Allah swt dan diperintahkan kepada dirinya untuk mengenal Tuhannya yaitu Allah swt, sehingga dia mengetahui apa yang sepatutnya dikerjakan diatas dunia ini apa jua tujuan penciptaan dirinya. Begitu juga dengan apa yang terjadi disekeliling dirinya yang mengakibatkan dia mengetahui tentang sesuatu hal. Ketika dia telah memahami akan sesuatu dan memahami keterkaitan dengan apa yang diketahuinya sebelumnya maka semakin dewasalah dia dalam menjalani kehidupan di dunia ini. Allah swt juga menciptakan segala macam cobaan dan ujian kepada seseorang untuk meyakinkan kepada dirinya akan begitu besar tanggung jawabnya dalam menjalani hidup di dunia ini.

Semua yang menjadi persoalan hidupnya itu satu demi satu dalam perjalanan waktunya ia berjuang untuk mengatasi dan memecahkan berbagai masalahnya. Seperti halnya yang terjadi dalam tubuhnya itu yang mana dalam masa pertumbuhan dan perkembangan, kadangkala sewaktu-waktu ia jatuh sakit karena tubuhnya kurang mampu beradaptasi dengan keadaan lingkungan, kemudian dia sembuh, lalu dapat melanjutkan kembali kehidupannya dengan baik kembali. Itulah Allah swt yang melakukan pekerjaan kepada makhluknya supaya dia mampu melaksanakan berbagai tanggung jawab dan berpikir tentang dirinya karena sebenarnya dia tetap dalam anugerah dan perlindungan Allah swt senantiasa. Apakah dia mengetahui ataupun tidak, dia itu sedang dalam perawatan Allah swt yang maha rahman.

Manusia yang memiliki tanggung jawab itu baik ketika haus dia harus mencari minum atau ketika laparnya dia harus memohon makanan dan mendapatkannya. Begitu juga dengan hal-hal lain yang merupakan kebutuhan hidupnya dan dia harus memperoleh dengan berbagai usahanya. Itulah manusia yang mempertahankan hidupnya, mempertahankan kesejahteraannya, dan mempertahankan kemuliaannya. Dalam berpikir tentang dirinya dihadapan tuhannya itu manusia haruslah selalu menjaga dirinya agar senantiasa melakukan apa yang dikehendaki oleh sang khalik yaitu Allah swt, karena dia sudah memahami akan makna dan tujuan hidupnya di dunia. Dia menjaga kehidupannya tetap baik dan terpelihara hatinya sehingga dia akan selamat mencapai tujuan pada akhir kehidupannya. Akhir kehidupan yang abadi dalam rahmat Allah swt yaitu kesentosaan di dalam syurga.

Dalam perjalanan hidup di tiap-tiap langkah kehidupannya, tanggung jawabnya terhadap Allah swt semakin lama semakin besar dan banyak. Umur yang sedang disediakan oleh Allah swt kepada dirinya itu adalah kesempatan untuk selalu dipertanggungjawabkan. Keluasan waktu, kekuatan pada tenaga dalam ia melakukan pekerjaan, kecerdasan akal pikirannya dalam memahami dirinya dan lingkungannya itulah yang juga menjadi tanggung jawab dirinya kepada tuhannya. Dia memahami sesuatu lalu mempelajarinya dan terus belajar untuk mendapatkan pengetahuan dan memenuhi segala yang diperlukan pada keingintahuan dirinya. Dengan mengetahui sesuatu itulah maka dia semakin memiliki tanggung jawab untuk mengamalkan segala yang diketahuinya. Dia mendapat pengetahuan dan ilmu dalam setiap langkah perjalanan hidupnya baik yang diusahakannya ataupun dengan secara tidak sengaja ia dapat mengetahuinya. Tanggung jawab yang diutamakan itu adalah bersyukur kepada Allah swt atas semua yang diperolehnya. Allah yang maha rahman selalu menunjuki kebaikan kepada dirinya. Ketika dia mendapat kemudahan ataupun ketika dia mendapat kesulitan, itu semuanya merupakan pesan atau ilmu yang senantiasa diingat sebagai pengalaman. Sesuatu tanda kesyukurannya kepada Allah swt adalah memberi nasihat kepada sesama saudaranya dengan apa yang diketahuinya. Apabila seseorang memberi ilmu kepada orang lain dengan ikhlas niscaya Allah swt akan menambah-nambah ilmunya itu berlipat ganda banyaknya. Anugerah ilmu yang semakin bertambah banyak itu pula yang membesarkan tanggung jawabnya kepada sesama manusia dan tanggung jawabnya kepada Allah swt.

Tanggung jawabnya yang semakin besar dan sesuai kemampuan yang dianugerahkan dan pada akhirnya semua pekerjaan itu akan dihitung dalam dengan hisab yang maha adil diatas mizan di hari pembalasan.

Wallahu a'lamu bishshawaab.

1 komentar:

Anonim mengatakan...

Masih banyak yang belum saya pahami